Bondowoso (28/07/2023), Mahasiswa KKN unej mengadakan sosialisasi pembuatan pupuk kompos yang bahan utamanya adalah kotoran sapi. Mengapa harus kotoran sapi? Karena sebagian besar masyarakat di desa cangkring berprofesi dalam sektor pertanian dan peternakan sapi. Namun, kotoran sapi dianggap sebagai limbah sehingga tidak dimanfaatkan dengan baik, sedangkan kotoran sapi memiliki kandungan nitrogen, phosphor, dan kalium yang dapat dijadikan pupuk kompos untuk kesuburan lahan pertanian.Â
Pupuk kompos yang umumnya atau seluruhnya terdiri dari bahan-bahan alami yang diperoleh dari tumbuhan atau makhluk yang dirancang. Sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 2 Tahun 2006 tentang Kompos Alami dan Penambah Tanah, pupuk alami dapat berbentuk padat atau cair yang dapat dimanfaatkan untuk mensuplai bahan alam, lebih mengembangkan sifat fisik, senyawa dan organik tanah. Kompos alami dapat bekerja pada sifat fisik dan zat kotoran.
Mengapa pupuk kompos? apa manfaat pupuk kompos untuk desa cangkring? Nah, dalam hal manfaat tentunya banyak sekali dong, contohnya seperti penggunaan dalam jangka panjang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas yang signifikan. Tanaman akan menerima nutrisi yang lebih baik, sehingga pertumbuhan mereka menjadi lebih optimal.Â
Selain manfaat untuk hasil pertanian, penggunaan pupuk kompos juga berdampak positif pada lingkungan desa Cangkring. Dengan mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kompos dapat membantu mengurangi masalah pencemaran dan menjaga kebersihan lingkungan desa.
Penggunaan pupuk kompos juga membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, yang cenderung mahal dan dapat merusak lingkungan jika tidak digunakan dengan bijaksana. Dengan beralih ke pupuk kompos, desa Cangkring dapat mencapai pendekatan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.Â
Secara keseluruhan, pupuk kompos membawa banyak manfaat bagi desa Cangkring. Dari meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan hasil pertanian, hingga membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, pupuk kompos menjadi salah satu pilihan yang cerdas dan berkelanjutan untuk mendukung pertanian dan kesejahteraan masyarakat desa.
Bagaimana proses sosialisasi berlangsung?
Sebanyak 9 mahasiswa KKN Universitas Jember sukses melaksanakan sosialisasi pembuatan pupuk kompos dari kotoran sapi di Desa Cangkring kecamatan Prajekan kabupaten Bondowoso. Proses sosialisasi dilaksanakan di Dusun 2 tepatnya musholla RW 4. Adapun pelaksanaan sosialisai dilakukan sesudah kegiatan arisan rutin masyarakat RW 4.Â
Sosialisasi tersebut dibagi menjadi 2 sesi, yakni sesi pemaparan materi dan sesi tanya jawab. Pemaparan materi meliputi manfaat pupuk kompos, cara pembuatan, cara pengaplikasian dan takaran penggunaan pupuk kompos. Acara sosialisasi berjalan lancar dan masyarakat sangat antusias dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh mahasiswa KKN UMD Unej kelompok 43. Kegiatan sosialisasi  dihadiri oleh 58 orang yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 38 perempuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H