Â
Siapa bilang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) tidak bisa berprestasi? Faktanya, "berkebutuhan khusus" bukanlah halangan untuk meraih prestasi. Tim Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Unmas Denpasar di Kelurahan Sempidi melakukan pendampingan bagi para siswa berkebutuhan khusus dengan keyakinan bahwa mereka bisa meraih prestasi layaknya siswa normal lainnya. Pendampingan yang dilakukan berupa pendampingan dalam pembelajaran di kelas maupun kegiatan extrakurikuler, seperti membimbing siswa dalam menulis dan membaca serta terjun langsung mendukung ABK dalam kompetisi extrakurikuler.
Menurut Dra. Ida Ayu Mas Indramurti, M. Pd (Kepala Sekolah SD No. 3 Sempidi) mendidik siswa berkebutuhan khusus bukanlah hal yang mudah. Kesabaran, ketelatenan sangat diperlukan agar ABK tidak dipandang sebelah mata. Tugas guru dan pendamping adalah mampu menemukan potensi yang dimiliki oleh ABK, mendiskusikannya bersama orang tua untuk mengembangkan potensi anak tersebut dengan kegiatan esktrakurikuler baik yang diselenggarakan oleh sekolah maupun luar sekolah. Hal ini menjadi tantangan bagi guru-guru dalam menyesuaikan siswa regular dan siswa berkebutuhan khusus, serta memberi pemahaman kepada orangtua bahwa mereka mendapat penanganan yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini juga bertujuan untuk memotivasi ABK agar tetap mempunyai semangat juang yang tinggi dalam mengembangkan bakat mereka tanpa merasa minder karena keterbatasan yang mereka miliki.
Ni Luh Arick Istriyanti, S.Psi., M.Psi., selaku Psikolog Pendamping program Pendidikan Inklusif di SD No. 3 Sempidi menyampaikan bahwa ABK adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri sehingga cenderung menampilkan perilaku yang berbeda dengan anak-anak  umum seusianya. Anak-anak berkebutuhan khusus mengalami kesulitan yang berbeda-beda seperti kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan kesulitan dalam belajar. Maka dari itu dibutuhkan pemahaman, pendampingan serta pengajaran yang khusus untuk dapat mengembangkan potensinya. Sehingga mereka mampu menunjukkan bahwa mereka bisa meraih prestasi dalam bidang apapun, contohnya: bidang musik, bidang olahraga maupun bidang lainnya seperti wayang dan robotik.Â
Seiring berjalannya waktu tantangan ini terjawab, orangtua maupun siswa dapat menerima, bahkan siswa regular membantu siswa berkebutuhan khusus dalam pembelajaran di sekolah.
Seperti Nelson Kurniawan salah satu siswa berkebutuhan khusus SD No. 3 Sempidi yang mempunyai bakat luar biasa dalam bidang musik, khususnya drummer. Nelson merupakan ABK yang memiliki trauma akibat pembulian di sekolahnya yang lama dan kemudian ia dipindahkan ke SD No. 3 Sempidi karena memiliki program Pendidikan Inklusif.
Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Badung sebagai sekolah penyelenggara Program Inklusif sejak tahun 2016. Hingga saat ini SD No 3 Sempidi sudah menerima beberapa siswa berkebutuhan khusus seperti siswa yang mengalami lambat belajar, auitis ringan, hiperaktif, disleksia dan siswa yang memiliki kecerdasan istimewa (gifted).
Pada suatu kesempatan, Tim Pengabdian Pada Masyarakat Unmas Denpasar melakukan pendampingan terhadap Nelson untuk mempersiapkan diri mengikuti Drum competition pada Minggu 16 Pebruari 2020 yang diselenggarakan oleh Clarence Music Festival 2020 (music school and art) yang diadakan di Park 23 Mall  Kuta.Â
Pada kompetisi tersebut, Nelson meraih juara 3 kategori B setelah sebelumnya dua kali meraih juara. Tepatnya dua bulan awal pendaftaran di Clarence Music (music school and art), ia dipercaya untuk mengikuti perlombaan dan berhasil meraih juara 2. Setelah itu, untuk kategori A, Nelson meraih juara 1. Prestasi ini tidak luput dari dukungan pihak orangtua dan sekolah yang terus memotivasi dalam pengembangan bakat yang diminatinya.
Penulis  Anak Agung Putri Maharani, S.Pd,M.Pd, Hariyatin, Anita Maria Karmelince Manurin, Ni Luh Ayu Krisna Juliantari, Selviana Herlina Olo Mali dan Ni Made Yusnia Dewi