Pada Sabtu (6/8) Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember (Unej) kelompok 429 melakukan sosialisasi Tanggap Bencana di Desa Sumberwuluh. Acara berlangsung pada pukul 08.00 WIB - 11.00 WIB. Sosialisasi ini merupakan salah satu bentuk perwujudan program kerja (proker) KKN 429 dalam tematik Desa Tanggap Bencana (Destana).
Tematik Destana merupakan sebuah usaha untuk menciptakan desa yang sadar akan risiko bencana dan memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Dalam proker Destana ini, KKN Kelompok 429 berkolaborasi dengan mahasiswa KKN dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Lumajang.
Proker yang diangkat oleh KKN Kelompok 429 adalah pemberian kentongan dengan kode-kode pemukulan kentongan. Sedangkan  proker dari STKIP PGRI Lumajang adalah pembuatan denah wilayah. Kolaborasi dilakukan dengan mencantumkan denah wilayah dan kode pemukulan kentongan pada satu banner bersama.
Acara diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara. Dilanjutkan dengan pemaparan sosialisasi denah wilayah dan kentongan dengan kode-kode pemukulannya. Terakhir, acara ditutup dengan kuis dari mahasiswa KKN untuk para warga.
Saat pemaparan sosialisasi denah wilayah, Sita Resmi, anggota KKN dari STKIP PGRI Lumajang menjelaskan, bahwa pembuatan denah wilayah bertujuan untuk memudahkan orang luar yang ingin berkunjung ke rumah warga.
 "Jadi, kegunaan denah wilayah ini untuk memudahkan panjenengan, seumpama ada saudara ibu-ibu atau bapak-bapak dari luar yang ingin ke rumah panjenengan." Jelasnya pada Sabtu (6/8) di kediaman ketua RT 04 Dusun Kebondeli Selatan.
Pemaparan sosialisasi kentongan disampaikan oleh Imro'atus Sholehah, anggota KKN Unej Kelompok 429. Ia memaparkan, pembuatan dan pemberian kentongan untuk warga merupakan sebuah pelajaran dari pengalaman sebelumnya, di mana wilayah Sumberwuluh sempat terdampak erupsi Gunung Semeru pada tahun 2021 dan menyebabkan komunikasi sulit dijangkau.Â
"Tujuan kami membuat kentongan ini belajar dari pengalaman sebelumnya, di mana komunikasi sulit untuk dijangkau," ucapnya pada acara sosialisasi Tanggap Bencana di kediaman ketua RT 05 Dusun Kebondeli Selatan, Sabtu (6/8).
Lebih lanjut, ia juga mengatakan, kentongan tidak hanya digunakan untuk peringatan adanya bencana alam, tetapi juga dapat menunjukkan adanya pembunuhan, perampokan, kebakaran, pencurian, dan keadaan aman. "Di sini ada kode-kode kentongan yang bisa bapak-bapak dan ibu-ibu lihat, seperti dua kali pukulan menandakan adanya perampokan," ujarnya.