Salah satu tujuan SDGs adalah menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pada aspek ini bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dan layanan pedesaan melalui kebijakan dan program yang diterapkan. Salah satu infrastruktur pedesaan yang menarik perhatian adalah pengolahan sampah. Pengelolaan sampah dianggap penting karena menyangkut  kenyamanan hidup.
Namun sayangnya, di beberapa titik Desa Selolembu terdapat permasalahan dalam pengelolaan persampahan yang menjadi isu masalah sosial di kawasan pedesaan. Aktivitas membuang sampah sembarangan oleh masyarakat menjadi habit buruk masyarakat yang berdampak terhadap kelestarian lingkungan. Salah satunya membuang sampah di lahan kosong dan aliran sungai. "Masyarakat Desa Selolembu, rata-rata membuang sampah pada lahan kosong dan aliran sungai. Kebanyakan warga sini belum sadar akan pentingnya dampak dari pembuangan sampah sembarangan. Mereka menganggap kalau membuang sampah di sungai dan terhanyut banjir ketika hujan, masalah persampahan sudah beres. Namun, dampak dari pembuangan sampah ini mereka belum paham dimana biasanya kalau sudah hujan besar akan tersumbatnya aliran air akibat sampah ini seperti pampers, plastik, dan sampah lainnya. Saya berharap nantinya akan ada pembangunan infrastruktur dan dukungan dari pihak yang terkait supaya masalah sampah di Desa Selolembu dapat teratasi dengan baik.", tutur Bapak Bhayhaki, selaku Kasun Desa Selolembu.
Guna mendukung desa yang berkelanjutan melalui pengelolaan sampah, mahasiswa KKN 41 Universitas Jember membuat program pemetaan permasalahan persampahan yang ada di Desa Selolembu. Hal ini ditujukan sebagai bahan informasi mengenai persebaran permasalahan sampah agar mendapat perhatian yang lebih oleh pihak pemerintah. Proses pembuatan peta permasalahan persampahan ini didapat dari data primer, dengan melakukan observasi langsung menuju lokasi permasalahan dan juga didapat dari data sekunder dengan mendapatkan tempat permasalahan tersebut menggunakan google street view. Setelah mendapatkan data tersebut, data tersebut diolah dengan peta administrasi Kabupaten Bondowoso  dan dilakukan pemetaan bak sampah atau tps di setiap titiknya.Â
Melalui peta persebaran permasalahan sampah tersebut, diharapkan menjadi informasi untuk pemerintah setempat agar dapat menanggulangi dan mengatasi permasalahan persampahan tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H