Desa Bandilan mempunyai banyak potensi, salah satunya dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN 41, ditemukan beberapa pelaku usaha yang ada di Desa Bandilan. Dimulai dari usaha rajut, keripik singkong, tape, dan kerajinan kayu. Diantara usaha-usaha tersebut sudah ada yang diekspor ke luar negeri dan juga terdapat usaha yang belum dikenal masyarakat sekitar.
Usaha yang masih belum dikenal oleh masyarakat sekitar adalah rajut. Pelaku usaha rajut, Ibu Laily mengatakan bahwa banyak tetangga sekitar yang tidak mengetahui jika ia memiliki usaha rajut. Meskipun demikian Ibu Laily banyak mendapatkan pesanan yang berasal dari luar Desa Bandilan. "Biasanya banyak pesanan untuk dibawa ke pondok, itu setiap hari Jumat", ujar Ibu dua orang anak tersebut.
Selain usaha rajut, usaha keripik singkong juga masih dipasarkan hanya di Desa Bandilan. Ibu Iim selaku pemilik usaha keripik menjelaskan bahwa usahnya tersebut masih dititipkan di toko-toko sekitar. Selain itu, packaging dari produk tersebut masih berupa plastik yang dibakar dengan lilin, dan tanpa diberi label produk."Kalau keripik singkong saya ini memang masih belum menggunakan label dan packagingnya masih sangat sederhana", ujarnya kepada Mahasiswa KKN 41.
Berdasarkan beberapa kendala yang dihadapi pelaku usaha di Desa Bandilan, Mahasiswa KKN 41 memfokuskan pada usaha rajut dan keripik singkong yang akan menjadi target dari program kerja. Dimana, melalui permasalahan tersebut Mahasiswa KKN 41 membentuk kader UMKM. Kader ini beranggotakan Ibu-ibu PKK Desa Bandilan.
Tahap awal yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN 41 adalah dengan mengumpulkan para ibu PKK untuk menyampaikan program yang digagas. Mahasiswa KKN 41 menjelaskan maksud dan tujuan dibentuknya kader UMKM. Dimana para ibu PKK berperan penting dalam program tersebut. Dilanjutkan dengan pembentukan struktur kader UMKM yang terdiri atas ketua kader yakni Ibu Muzayyana, sekretaris yakni Ibu Halimah, dan Ibu Jamilah selaku bendahara.
Mahasiswa KKN memberikan beberapa pelatihan kepada kader UMKM. Pertama, memberi pelatihan cara pengambilan gambar produk yang menarik. Kedua, langkah-langkah dalam pembuatan caption yang menarik dari produk yang akan dijual. Ketiga, mengajarkan pembuatan akun shoppee.
Tahapan kedua, Mahasiswa KKN 41 mempertemukan antara para kader UMKM dengan pelaku usaha rajut dan keripik singkong. Pertemuan tersebut membahas mengenai langkah selanjutnya dalam mempromosikan produk tersebut melalui para kader UMKM. Dalam pertemuan tersebut berhasil dibuat akun Instagram dan aku shopee yang digunakan sebagai sarana promosi produk UMKM Desa Bandilan. Â