Mohon tunggu...
KKN 38 KOLABORASI KARANGANYAR
KKN 38 KOLABORASI KARANGANYAR Mohon Tunggu... Editor - Kuliah Kerja Nyata di desa Karanganyar

Kuliah Kerja Nyata di desa Karanganyar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Potensi Bambu untuk Membuat Anyaman (Tompo), Kunjungan UMKM Mahasiswa KKN Kolaborasi Kelompok 38 di desa Karanganyar, Dusun Sumberan, Jember

29 Juli 2022   19:20 Diperbarui: 29 Juli 2022   19:33 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gabungan Mahasiswa Kolaboratif KKN dengan 13 PTN "diterjunkan" didesa - desa. Pengertian dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu di Indonesia. KKN yang dilakukan kelompok 38 pada desa Karanganyar Jember ini bertujuan untuk menemukan potensi, permasalahan dan pendataan BLT. Dari beragam potensi yang dimiliki oleh desa Karanganyar didusun sumberan salah satunya adalah penganyaman bambu (tompo). 

Dokpri
Dokpri

Wanita bertubuh subur itu, Ibu Sutina sudah 44 tahun menggeluti usaha kerajinan bambu, salah satunya yaitu tompo. Penganyaman bambu (tompo) adalah perabotan rumah tangga pada zaman dahulu. Tompo ini bisa juga disebut sebagai kerajinan tangan karena cara pembuatannya menggunakan keahlian tangan. Bahan yang digunakan adalah bambu yang sudah dibelah tipis lalu dianyam dan dirangkai. Tompo dari anyaman bambu ini banyak dijumpai dijawa timur terutama di kabupaten jember. Tidak sedikit orang jawa masih menggunakannya pada zaman yang sudah modern ini. Tompo ini digunakan sebagai tempat beras, nasi atau bahan-bahan makanan didapur.

Ketekunan Ibu Sutina patut dicontoh. Bahan baku pun memanfaatkan bambu milik pribadi. Kini dia mampu menghasilkan 40 buah tompo dalam 1 minggu. Harga harga tompo Ibu Sutina amat variatif. Menurut wawancara kelompok KKN 38 " Tompo ini dijual tergantung besar kecilnya misal tompo yang berukuran paling kecil dengan harga Rp 2.500 sedangkan ukuran yang paling besar dengan harga Rp 25.000" -Ibu Sutina

Peralatan yang dipakai juga sangat sederhana. Seperti pisau dan parang aneka bentuk, palu, dan bar. Namun kecermatan manyayat dan merangkai bahan baku sangat menentukan kualitas produk. Keterampilan yang dimiliki oleh ibu sutina berasal dari pengalaman menganyam dari umur 12 tahun sampai saat ini. 

Ibu Sutina juga banyak menerima order pembuatan tompo. Lazim digunakan pada acara syukuran. Selain itu dalam hal pemasaran Ibu Sutinah memasarkan tomponya langsung ke pengepul tompo dengan cara dijemput kerumahnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun