Mohon tunggu...
KKN 111Keboireng
KKN 111Keboireng Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Sunan Kalijaga

Abdi Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lestarikan Budaya Lokal, KKN 111 UIN SUKA Terjun dalam Grebeg Suro Sedekah Bumi Pantai Gemah

2 Agustus 2023   13:24 Diperbarui: 2 Agustus 2023   13:38 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat Indonesia memiliki cara yang unik untuk memperingati tahun baru Islam. Dalam budaya Jawa, bulan Muharram dikenal dengan nama bulan Sura. Dalam rangka memperingati awal tahun ini, Pokdarwis Lejer Misuwur Desa Keboireng rayakan bulan Muharram Tahun 1445 H dengan mengadakan acara Grebeg Suro di Pantai Gemah yang bertepatan  pada tanggal 30 Juli 2023. Acara Grebeg Suro ini rutin dilakukan setiap tahunnya di Pantai Gemah, sebagai bentuk ucapan rasa syukur masyarakat sekitar Pantai Gemah atas keberlimpahan hasil alam yang mereka dapatkan. Selain itu, acara ini juga dibuat dengan tujuan agar masyarakat senantiasa gemar bersedekah kepada sesama manusia.

Acara Grebeg Suro Sedekah Bumi Pantai Gemah dihadiri oleh Bupati Tulungagung, Perwakilan DPRD Tulungagung, Kepala Dinas Kebudayaan dan ariwisata Kab. Tulungagung, Camat Kecamatan Besuki dan Kades Desa Keboireng, dan mendapatkan antusias yang luar biasa dari masyarakat sekitar dan luar Tulungagung. Acara ini dibuka dengan penampilan Tari Gambyong yang merupakan kesenian tari yang berasal dari Tulungagung. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Kepala Desa Keboireng, yaitu bapak Supirin. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan bahwa acara tradisi semacam ini harus terus dilestarikan oleh masyarakat dari masa ke masa, agar tradisi ini tetap terjaga sampai ke generasi kedepan.

"Tradisi ini harus tetap dilaksanakan masyarakat secara berkelanjutan, agar generasi ke depan dapat mendukung kelestarian budaya, seperti pepatah yang mengatakan bahwa wong jowo ojo lali jowone (orang Jawa jangan lupa Jawanya)." Tuturnya

Dalam acara ini, beliau juga mengharapkan seluruh warga desa Keboireng dapat hidup dengan rukun, penuh dengan keberkahan, sehat, dan selalu dalam lindungan Allah. Selain Kepala Desa, kata sambutan juga disampaikan oleh Drs. H. Maryoto Birowo, M.M selaku Bupati Tulungagung. Dalam sambutannya, beliau mengharapkan agar Pantai Gemah dapat menjadi salah satu pantai nomor satu di Jawa Timur dan banyak di kenal masyarakat Indonesia. Beliau juga menghimbau kepada seluruh warga desa Keboireng untuk bersama-sama menjaga aset daerah ini dengan sebaik-baiknya.

Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan do'a sebagai pembukaan acara Grebeg Suro yang pimpin oleh salah satu tokoh masyarakat. Setelah didoakan bersama, gunungan tumpeng dengan tinggi kurang lebih 4 meter akan diarak mengelilingi bibir pantai dengan tim pengiring yang di awali oleh tim printis sebagi pemandu jalan, dilanjutkan dengan Cucuk Lampah dan rombongan Bupati Tulungagung, dan di bagian belakang diisi oleh rombongan Reog Kendang dan para tamu undangan. Selesai diarak, gunungan tersebut diperebutkan oleh ratusan pengunjung dan masyarakat. Dalam proses pembuatan gunungan, mahasiswa/i KKN Angkatan 111 UIN Sunan Kalijaga Desa Keboireng berkolaborasi dengan Pokdarwis Lejer Misuwur dan masyarakat sekitar untuk merangkai gunungan tersebut yang seluruh sayur dan buah-buahannya berasal dari bumi Tulungagung. Karena itu, tumpeng gunungan ini dinamai dengan Tumpeng Agung yang memiliki bobot sekitar 250 kg dan diangkat oleh 12-15 orang dewasa warga Desa Keboireng.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Tak hanya acara perebutan dan arak-arakan Tumpeng Agung, acara ini juga dimeriahkan dengan adanya kupon doorprize yang terdapat di berbagai macam sayur dan buah di Tumpeng Agung.  Puluhan warga dan pengunjung berebut gunungan tersebut untuk mendapatkan kupon. Mahasiswa/i KKN Angkatan 111 UIN Sunan Kalijaga Desa Keboireng juga berhasil mendapatkan doorprize berupa kaos khas Pantai Gemah, uang tunai, dan setrika. Euphoria acara ini semakin terasa dengan adanya hiburan-hiburan kebudayaan, seperti pertunjukan reog kendang, silat dan campur sari. Seluruh rangkaian acara ini mengingatkan masyarakat untuk senantiasa melestarikan tradisi dan budaya Indoensia yang beragam dan sangat mengagumkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun