Desa Tegal Pasir terpaku kepada sektor agraris untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka. Mayoritas masyarakat di Desa Tegal Pasir bekerja sebagai Petani.Â
Mulai dari petani jagung, cabai, tebu, padi, dan lain sebagainya. Dewasa ini, kelangkaan pupuk baik subsidi maupun nonsubsidi, akan mencapai puncaknya pada bulan ke-10. Maka dari itu, KKN kelompok 283 mempunyai terobosan inovasi untuk membantu para petani dalam mengatasi kelangkaan pupuk tersebut.Â
KKN kelompok 283, melakukan pembuatan pupuk organik yang terbuat dari bahan dasar kotoran sapi. Pada Tegal Pasir sendiri, para petani juga memelihara beberapa hewan ternak seperti sapi.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk proses pembuatan pupuk organik adalah kotoran sapi, dedak/katul, arang sekam, molase/air gula, air bersih dan EM4. Alat yang digunakan untuk proses pembuatan pupuk organik adalah sekop, terpal, dan ember. Langkah-langkah pembuatan pupuk organik:
- Campurkan bahan cair seperti air bersih, molase/air gula, dan EM4 ke dalam satu wadah ember, lalu diaduk.
- Buka Terpal untuk mencampurkan kotoran sapi dengan arang sekam dan dedak/katul, lalu diaduk menggunakan sekop sampai merata.
- Setelah tercampur merata, lalu disiram menggunakan campuran bahan cair tadi satu ember penuh.
- Tutup keseluruhan terpal, lalu tunggu pupuk untuk berfermentasi selama 10 hari. Setelah itu, buka kembali terpal maka pupuk dapat diolah menjadi media tanam.
Sosialisasi dilakukan oleh KKN kelompok 283 kepada GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) yang ada di Desa Tegal Pasir. Kelompok tani yang terdapat di desa Tegal Pasir sendiri berjumlah 8 kelompok tani.Â
Tujuan diadakannya sosialisasi ini, selain untuk membantu petani dalam mengatasi kelangkaan pupuk tapi juga untuk memberikan pengertian dampak buruknya pupuk kimiawi terhadap tanah dan tumbuhan.Â
Sebab salah satu masyarakat menganggap bahwasannya penggunaan pupuk kimiawi dapat membuat kerak terhadap tanah sehingga humus atau kandungan air di dalam tanah akan semakin berkurang, sehingga dapat memberikan dampak buruk ke depannya.Â
Perlahan namun pasti, diharapkan dengan adanya sosialisasi penggunaan pupuk organik ini dapat mengubah gaya penanaman para petani yang ada di desa Tegal Pasir.Â