Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 282 dari Universitas Jember (UNEJ) yang terdiri atas dua belas mahasiswa dan didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bapak dr. Yudha Nurdian M. Kes., melaksanakan kegiatan praktek pembuatan pupuk kompos dari limbah ternak yang termasuk dalam program kerja KKN di rumah ketua gabungan kelompok tani.Â
Gabungan kelompok tani setempat berkolaborasi dengan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) serta pengawas dan penyuluh dari dinas pertanian kecamatan. Mereka bergotong-royong dalam praktik pembuatan pupuk organik, sebuah langkah progresif untuk meningkatkan produktivitas tanaman secara alami.
Pupuk organik merupakan bahan yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi tanaman. Dibandingkan dengan pupuk kimia, pupuk organik mengurangi risiko pencemaran tanah dan air serta meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang. Proses pembuatannya pun tidak sulit.
Di bawah bimbingan para penyuluh yang ahli di bidangnya, gabungan kelompok tani dan mahasiswa KKN belajar mencampurkan bahan-bahan organik seperti kompos dari limbah pertanian, pupuk kandang, dan larutan air tetes. Campuran ini kemudian difermentasi dalam waktu tertentu untuk menghasilkan pupuk organik yang berkualitas tinggi.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai petani," ungkap Pak Kus, salah seorang anggota kelompok tani. "Dengan menggunakan pupuk organik, tanaman kami tumbuh lebih sehat dan produktif, serta kami dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan sekitar."
Sementara itu, mahasiswa KKN merasa senang mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk menambah ilmu mereka serta masyarakat setempat yang antusias untuk mengikuti acara ini. "Kami tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga belajar dari pengalaman langsung di lapangan," ujar Nabil, salah seorang mahasiswa yang aktif dalam kegiatan tersebut.ÂPertanian Yosowilangun. Kegiatan hari ini tidak hanya sekadar praktik pembuatan pupuk organik, tetapi juga merupakan bagian dari upaya bersama untuk menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing tinggi di desa Karanganyar. Diharapkan, praktik yang baik ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya dalam memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana demi kesejahteraan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H