Mohon tunggu...
KKN27BatuBara
KKN27BatuBara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Akun resmi berita KKN 27 Desa Pasar Lapan, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara. Terdiri dari 27 mahasiswa stambuk 2021 dari berbagai prodi dan fakultas yang berbeda Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Menyajikan informasi terkini seputar kegiatan Kuliah Kerja Nyata, termasuk kegiatan harian, cerita inspiratif, dan hasil pemberdayaan masyarakat. Ikuti kami untuk berita terbaru program KKN dan kisah-kisah menarik mahasiswa di lapangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kisah Inspiratif Nenek Nurwayah: Perjalanan Hidup dan Dedikasi dalam Pendidikan

4 Agustus 2024   09:57 Diperbarui: 4 Agustus 2024   10:00 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Tim KKN 27 Batubara / Foto Nenek Nurwayah

Di sebuah desa di Kecamatan Air Putih, terdapat seorang wanita tangguh bernama Nenek Nurwayah, yang kini berusia 83 tahun. Kerap di panggil Andong (Nenek) oleh masyarakat sekitar, Nenek Nurwayah telah menghabiskan 50 tahun tinggal di Desa Pasar Lapan, meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam dunia pendidikan dan kehidupan banyak orang.

Nenek Nurwayah memiliki masa kecil yang penuh dengan tantangan. Ia kehilangan ibunya pada usia 8 tahun, dan delapan tahun kemudian, ayahnya juga meninggal dunia. Dengan keadaan yang sulit, Nenek Nurwayah harus berjuang keras untuk melanjutkan pendidikannya. Meski tamat SD pada usia 18 tahun, ia tidak pernah menyerah pada impian dan harapannya. Tamat SMP, ia sempat menjual tape untuk membantu perekonomian keluarga, dengan harga 25 ribu rupiah per bungkus.

Perjalanan karir Nenek Nurwayah sebagai guru dimulai di Riau, tepatnya di Bagan Siapi-api, pada tahun 1965. Ia kemudian ditugaskan berpindah-pindah untuk mengajar, dari Riau ke Langkat, Binjai, Rantau Prapat hingga terakhir kali mengajar di sebuah sekolah di Tanjung Kuba. Mendedikasikan dirinya pada dunia pendidikan hingga pensiun pada tahun 2013. Kemudian menetap di Desa Pasar Putih, Kec. Air Putih, Kab. Batu Bara. Nenek Nurwayah juga pernah pergi ke Cibubur selama dua bulan lamanya dalam mengikuti kegiatan PRAMUKA.

Nenek Nurwayah adalah ibu dari empat anak, salah satunya merupakan sepasang anak kembar. Anak-anaknya tumbuh menjadi individu yang sukses dalam berbagai bidang. Seorang anak sudah sarjana agama dari IAIN, kemudian salah satu anak yang lain lulusan ekonomi dari UMSU, seorang perempuan sarjana pelayaran, dan yang terakhir menjadi seorang tentara. Suaminya yang merupakan asli daerah setempat meninggal dunia setahun setelah mereka pindah ke Desa Pasar Lapan, membuat Nenek Nurwayah harus mengurus anak-anaknya sendirian selama 41 tahun hingga saat ini.

Mengajar adalah panggilan jiwa bagi Nenek Nurwayah. Ia selalu bersedia ditempatkan di kelas mana saja, menyemangati anak-anak dengan cerita-cerita dongeng seperti kisah Kancil dan Siput di kelas bawah sekolah dasar. Nenek Nurwayah juga sering memberikan kuis untuk membuat anak-anak lebih memperhatikan pelajaran, memberikan hadiah 50 sen bagi yang berhasil menjawab pertanyaan.

Salah satu saran sukses dari Nenek Nurwayah adalah selalu melaksanakan salat tahajud. Selain mengajar, Nenek Nurwayah juga sempat kuliah di jurusan bahasa (PGSLP) dan belajar bahasa Jawa kuno, semuanya sambil tetap mengajar.

Setelah pensiun, Nenek Nurwayah berhasil menunaikan ibadah haji dan umrah ke Mekkah sebanyak dua kali, sebagai bentuk rasa syukur dan keteguhan imannya. Dalam masa hidupnya, ia juga sempat menjadi pengasuh untuk keponakannya setelah saudara-saudaranya meninggal.

Pengalaman hidup Nenek Nurwayah penuh dengan pelajaran berharga. Dedikasinya tak hanya membuatnya dihormati oleh murid-muridnya, tetapi juga membuatnya menjadi panutan bagi banyak orang.

Dengan semangat yang tak pernah padam dan cinta yang tulus terhadap pendidikan, Nenek Nurwayah telah meninggalkan jejak yang mendalam di hati banyak orang. Kisah hidupnya adalah bukti bahwa ketekunan, iman, dan kasih sayang dapat mengatasi segala rintangan dan membawa perubahan positif bagi dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun