Padi merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia, tak terkecuali di Desa Jambearum, Puger, Jember. Pada setiap penggilingan padi selalu terdapat sisa tumpukan sekam yang cenderung hanya dibuang begitu saja. Tentunya hal ini menyebabkan penumpukan sampah organik dan dibiarkan atau dibakar begitu saja di lingkungan sekitar Desa Jambearum.
Jambearum, Jember (28/07).Berdasarkan hal tersebut, Mahasiswa KKN Kolaboratif 23 berupaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai cara mengolah limbah sekam padi menjadi briket, dimana sekam padi memiliki kadar selulosa yang cukup tinggi sehingga dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil.Â
Briket sekam ini dapat dijual dan digunakan untuk kebutuhan  memasak,  penerangan, maupun industri. Jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak, Briket memiliki banyak kelebihan seperti penggunaannya lebih hemat, dan ekonomis, aman dan ramah lingkungan. Bahan ini dapat menjadi komoditas ekspor dan menjadi peluang usaha apabila masyarakat serius dalam mengerjakannya.
Program ini dimulai dari mencari limbah sekam padi yang tidak terpakai di sekitar desa. Sebelum melakukan demonstrasi pembuatan briket kepada warga desa Jambearum, kami melakukan uji coba terlebih dahulu di posko untuk mengurangi resiko gagalnya pembuatan briket saat demonstrasi.
Langkah selanjutnya, membakar limbah sekam padi dan ditumbuk menjadi bubuk arang, kemudian mencampur bubuk arang dengan tepung kanji yang dicampur dengan air dengan perbandingan 2:5Â hingga mengental lalu mencetak adonan tersebut dengan cetakan yang sudah disiapkan. Setelah dicetak, briket dijemur selama 3 hari untuk menghilangkan kadar air yang masih terkandung dalam briket. Setelah briket kering, dicoba dengan membakar salah satu sample dengan hasil yang diharapkan.
Pelaksanaan demonstrasi pembuatan briket dari sekam padi dilaksanakan pada hari Senin, 05 Agustus 2024 pukul 09.00 – 11.00 WIB di Balai Desa Jambearum. Kegiatan ini dihadiri oleh partisipan sebanyak 60 orang warga dan perangkat desa Jambearum yang mayoritas merupakan buruh tani. Saat demonstrasi kami menjelaskan tentang briket beserta manfaatnya, kemudian dilanjutkan dengan mempraktekkan cara membuat briket sesuai yang telah tim kami coba sebelumnya. Kami juga menunjukan briket yang berhasil terbakar seperti arang kepada warga. Menurut salah satu warga yang datang, kegiatan ini sangat berguna dan menambah wawasan mereka dalam memanfaatkan limbah padi sekitar dan mengubahnya menjadi nilai ekonomis untuk usaha sampingan.Â
Tim KKN beranggotakan Muhammad Lukman hakim, Musfirotun Hasanah, Zahrotul Mutiah, Linda Oktavia, Mukandar Idris, Gabriella Ananda Wibyantri, Dinda Febri Putri Thaher, Betha Nafisatu Afkarina, Luluk Azizah, Ika Nur Khasanah, Abdullah Rofi, Mohammad Zidan Nabil, Alfiya Nurul Izza, Rika Nurjannah, Sabrina Rahma Putri, dan Citra Oktaviani Amelia dengan Dosen Pembimbing Lapangan Junianto Fitriyadi, S.Kep., Ns., M.Kep. Menurut salah satu warga yang datang, kegiatan ini sangat berguna dan menambah wawasan mereka dalam memanfaatkan limbah padi sekitar dan mengubahnya menjadi nilai ekonomis untuk usaha sampingan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H