Situbondo, Desa Tenggir, 2024 - Kelompok KKN 214 Universitas Jember kembali memberikan pelatihan berupa pelatihan label dan pengemasan kepada pelaku UMKM masyarakat Desa Tenggir, khususnya Kelompok Difabel Desa (KDD) Tenggir.
Adapun pelatihan ini dilakukan pada hari Senin, 12 Agustus 2024 pada pukul 19.00 bertempat di Balai Desa Tenggir yang dihadiri oleh 20 pelaku UMKM dan fasilitator desa Tenggir.
Pelatihan label dan pengemasan dilakukan untuk  memberikan peningkatan mutu dan kelayakan dalam produksi makanan dan minuman dari para pelaku UMKM Desa Tenggir.
Pelatihan ini difokuskan kepada pelaku UMKM khususnya kepada anggota KDD yang masih memiliki kelemahan dalam segi pembuatan label dan kemasan, contohnya masih belum memiliki nama, merek, logo atau label, dan kemasan yang baik untuk digunakan, sehingga diharapkan dengan adanya pelatihan ini setelahnya para pelaku UMKM Desa Tenggir dapat memiliki nilai lebih untuk produk yang mereka miliki. Dengan adanya pelatihan ini pula dilakukan terkhusus untuk pelaku UMKM rumahan yang ingin meningkatkan nilai produk lewat kemasannya.Â
Pemaparan materi disampaikan oleh kelompok mahasiswa KKN 214 Universitas Jember. Mahasiswa KKN 214 Unej memberikan materi seputaran pengetahuan dan pemahaman tentang mengapa label dan pemilihan kemasan sangat penting dalam penjualan. Dalam label, terdapat beberapa hal yang perlu ada yaitu merek dagang, nama produk, komposisi, nomor pendaftaran (PIRT), logo halal, tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa, dan kontak produsen.
Sedangkan aspek yang perlu ada dalam label yaitu pemilihan warna, tulisan, dan komposisi. Label yang memiliki warna mencolok, mudah dibaca, dan diingat biasanya akan lebih menarik perhatian pembeli. Sedangkan dalam pengemasan sendiri selain menjadi wadah bagi suatu produk juga sebagai pelindung produk dengan karakteristik yang berbeda beda.Â
Pelatihan pengemasan ini memberitahukan cara membuat kemasan yang layak digunakan, bagaimana membedakan kemasan berdasarkan fungsi jenis dan bahannya, serta standar kemasan yang sesuai dengan produk yang mereka miliki.Â
Dalam pelatihan ini juga diikuti dengan antusias para peserta yang ditandai dengan banyaknya yang bertanya serta memberikan saran selama sesi diskusi.Â
Seperti pertanyaan yang diutarakan oleh Ibu Lilik saat sesi diskusi, yaitu "bagaimana caranya kita mensiasati pengemasan seminimal mungkin, tapi tetap kelihatan menarik? sedangkan pelaku UMKM di Desa Tenggir ini rata-rata masih menengah kebawah?"Â
Pertanyaan tersebut dijawab oleh seorang mahasiswi 214 KKN Unej yaitu Dita Febriani "Kita dapat mensiasati hal tersebut dengan menggunakan label yg semenarik mungkin, tidak perlu dengan pengemasan yang bagus karena mempertimbangkan biaya pengemasan yg cukup mahal". Jawaban ini diterima baik oleh Ibu Lilik.Â
Kemudian pertanyaan selanjutnya ditanyakan oleh Ibu Sri Wahyuni atau biasa dipanggil Ibu Yuyun selaku Fasilitator KDD Tenggir, yaitu "Bu Hosniati mempunyai produk, ketika produk beliau mau diisi ke dalam kemasan, kira-kira apakah harus ditimbang dengan plastiknya atau hanya isinya saja?"Â
"Di dalam produk yang membedakan adalah berat bersih dan berat kotor, Ibu. Jadi yang ditimbang hanya produknya atau makanannya saja, nah ini dinamakan Netto. Apabila jika kita timbang sekalian plastiknya, itu dinamakan Bruto. Maka dari itu, seharusnya yang ditimbang hanya produknya saja Ibu" Ungkap Adi Rianto yaitu mahasiswa 214 KKN Unej dalam sesi diskusi tersebut.Â
Sesi diskusi ini ditutup oleh pertanyaan oleh Bapak Ahmadi selaku anggota dari KDD, yaitu "Bagaimana caranya kita mengetahui kadaluarsa makanan?"
Salah satu mahasiswi KKN 214 Unej yaitu Della Nurma menjawab pertanyaan ini "Sebelum kita mencantumkan tanggal kadaluarsa di label, bisa dilakukan uji coba dulu. Misalnya kita buat tanggal 12, nanti kita lakukan uji coba kira-kira produk ini bisa tahan berapa lama, bisakita lihat sekitar 5 hari atau seminggu. Dengan komposisi yang ada misalkan itu tahan berapa hari. Misalnya produk seperti makanan rumahan itu akan cepat basi jika dibandiinglan denganmakanan kering. Tanggal kadaluarsa itu ditentukan bisa 1-2 hari sebelum dia kadaluarsa. Misalkan juga produk dengan kadar minyak yang tinggi, ini juga akan lebih cepat basi".Â
Begitu banyaknya antusias dari peserta terkait pelatihan tersebut. Sehingga diharapkan dengan adanya pelatihan label dan pengemasan ini dapat memberikan pandangan kedepannya dari para pelaku UMKM di Desa Tenggir, terkhususnya anggota KDD terhadap pembuatan label serta cara pengemasan yang baik  untuk mengembangkan produknya agar dapat dipasarkan lebih luas lagi dan lebih dikenal oleh kalangan masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H