Mohon tunggu...
Aleksius Erom
Aleksius Erom Mohon Tunggu... Penulis - siapakah manusia itu?

berpikir dan bertindak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orang-orang dengan Keilmuanya

11 September 2021   05:35 Diperbarui: 11 September 2021   06:09 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar doc: pribadi

Maju atau mundurnya sebuah peradaban dapat di ketahui dengan apakah perkembangan yang terjadi sungguh membantu, memberi  perubahan berarti untuk kehidupan manusia atau hanya gerak zaman yang berusaha terus-menerus menghadirkan berbagai macam kemudahan dalam menopang aspek-aspek kehidupan manusia namun secara parsial keliru dan masih menyimpang (IPTEK semakin canggih). Kemajuan di bangun oleh alas ilmu pengetahuan kuat dengan gagasan dan pemikiran yang berliant memungkinkan lahirnya konsep-konsep untuk di jadikan acuaan dalam menciptakan suatu karya. Para pendahulu yang luar biasa mampu berfikir secara mendalam membaca arah di depan dengan ide-ide yang visioner. Kehebatan-kehebatan merekalah dimana diantara orang-orang sekarang minimal  tahu siapa tokoh penemu, pengaggas, insiator atau lebih-lebih orang dengan kontribusi begitu besar pada zamanya sehingga membawa kehidupan sampai sepesat dan semaju ini.

Amat sangat tertinggalnya kita bila mini wawasan untuk kembali mempelajari betapa begitu pentingnya mengetahui serta memahami pikiran-pikiran orang-orang terdahulu (tokoh berpengaruh) tidak bermaksud untuk jeda berpikir ke depan akan tetapi alangkah lebih eloknya bila mana ketika kurang mengetahui dan mendalami sesuatu sudah saharusnya kita perlu mengenal dan menjelajahi alam pikiranya (baca: anda atau saya kagum terhadap pemikiran siapa). Dalam banyak hal sering kali saya menemui tulisan-tulisan yang bernas dan begitu berbobot di sosial media (baca; facebook) sungguh tidak mengherankan bagaiamana proses belajar dengan modal niat dan ketekunan yang begitu tinggi memperluas dan mengembangkan lebih jauh pikiran-pikiran para tokoh ( baca; bidang sosialogi, filsafat, politik dll) tidak berhenti sampai di situ saja, di lain sisi kita perlu tahu dan sadar bahwa kehidupan di ranah sosial jelas selalu dinamis seiring perkembangan zaman, pergeseran paradigma tentu sudah pasti terjadi, faktor yang mempengaruhi itu semua adalah bagaimana kondisi dan keadaan yang berubah signifikan dari masa ke masa dan seterusnya. Ini jelas memang tidak luput dari pembacaan kita, seperti sebelumnya yang tadi sudah di singgung bahwa selain kita menulis banyak hal tentang pemikiran para tokoh dengan mengelaborasi melihat situasi dan perkembangan terkini justru ada segi lain yang  harus  diperhatikan di dalam upaya bagaimana mendapati celah untuk mengkritisi dan mendekonstruksi ulang pemikiran-pemikiran tersebut yang di bangun sudah sejak lama. Pada wilayah inilah akademisi para penulis member umpan api semangat bagi pembaca yang ingin memperkaya wawasan dan pengetahuanya.

BEREBUT JADI AHLI NAMUN MINIM WAWASAN rasanya ini terdengar klise bagaiamana kita setiap hari tidak bisa hidup dan lepas alat yang namanya handphone apa  lagi jika sehari tanpa  berselancar di media sosial serasa ketinggalan informasi berminggu-minggu. Kesan  semacam ini memang lazim pada era sekarang, banyak berita dengan mengabarkan berbagai informasi dan situ pula muncul berbagai komentar. Keriuhan dunia maya yang sebenarnya sebagai ruang bertukar ide dan gagasan di gantikan dengan tanggapan dan komentar yang tidak menyentuh substansi dan bahkan jauh dari bahasa-bahasa santun. Fenomena semacam ini memperlihatkan ingin terlihat seperti ahli tapi mengabaikan proses belajar. Hemat saya kekurangan literasi jelas berdampak buruk terhadap aspek kognitif, bagaimanapun orang-orang dengan keilmuanya bukan saja menemukan suatu penemuaan atau teori namun belajar sudah seperti sarapan sehari-hari mereka, tidak ada alasan sudah puas dan mengerti segalanya justru semakin bertekun pada bidangnya disitulah ia akan memahami kedirinya tentang segala hal yang di pelajarinya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun