Mohon tunggu...
KKN199Gunungmalang
KKN199Gunungmalang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa KKN Kolaboratif Gunungmalang 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif 199 Mengubah Usaha Kripik Singkong Biasa Menjadi Produk Kekinian Cemimiw

6 Agustus 2023   07:55 Diperbarui: 6 Agustus 2023   08:03 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pemberian Rasa

Digitalisasi UMKM adalah perubahan dalam mengelola bisnis dari sistem konvensional ke digital dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas operasional suatu bisnis. 

Sedangkan digital marketing UMKM adalah salah satu strategi pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan internet untuk memudahkan konsumen saling berkomunikasi secara online Dengan digitalisasi UMKM dapat mengurangi adanya hambatan yang dapat terjadi saat bertransaksi secara fisik. 

Dengan penerapan teknologi yang baik pemasaran dan penjualan produk dapat diakses selama 24 jam penuh, sehingga keuntungan yang diraih juga akan semakin berlipat.

UMKM yang ada di desa Gunungmalang ini cukup bervariasi namun strategi pemasaran yang digunakan kurang menarik minat konsumen. Produk yang sudah jadi langsung dijual begitu saja kepada toko desa sebelah tanpa diolah lebih lanjut. Dengan adanya permasalahan ini maka kelompok KKN -- K 199 menjalankan program inovasi rasa dan digitalisasi marketing UMKM yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa dengan mendukung kegiatan UMKM. 

Kelompok kami memilih UMKM kripik singkong ibu Mimi untuk dibantu karena pemilik UMKM bersedia untuk diajak berkembang bersama. Sebagian besar UMKM yang lain sulit untuk diajak bekerjasama dan memiliki mindset tidak mau berkembang atau dengan kata lain sudah puas dengan keadaan dan pendapatan yang ada saat ini.

UMKM Ibu Mimi adalah pengolahan kripik yang berbahan dasar dari singkong. Singkong diolah dengan cara dikukus kemudian ditumbuk dan diberi bumbu -- bumbu kemudian dioleni dan dijemur. Setelah setengah kering adonan dipotong lalu dijemur kembali sampai kering dan digoreng. Keripik yang sudah digoreng dikemas menggunakan plastik dan dijual dengan harga 500-rupiah sementara kripik mentah dihargai 20.000 untuk setiap 1kg nya. Biasanya ibu Mimi menjual produknya langsung ke toko desa sebelah tanpa diolah lebih lanjut lagi.

Kelompok KKN K 199 melakukan inovasi rasa dengan cara menambah varian rasa baik yang mentah ataupun yang matang untuk menambah minat konsumen. Varian rasa yang ditambahkan untuk keripik matang adalah rasa balado, barbeque dan pedas daun jeruk. Sedangkan untuk keripik mentah kami hanya menambahkan rasa balado dan barbeque saja. Keripik mentah bisa langsung digoreng tanpa perlu dijemur kembali sehingga lebih memudahkan konsumen apabila tiba - tiba ingin dikonsumsi.

Kami juga mengubah bentuk potongan agar lebih memudahkan konsumen untuk mengkonsumsinya. Bentuk digitalisasi marketing yang dilakukan adalah dengan membangun branding seperti logo, ragam packing dan nama brand. Packing yang kami gunakan adalah plastik bening dengan klip untuk memudahkan konsumen melihat isinya selain itu ukuran packing yang digunakan juga bervariasi mulai dari isi 25g, 50g sampai 100g untuk keripik matang sedangkan yang mentah kami menyediakan ukuran 50g sampai 100g.  Media sosial yang digunakan untuk pemasaran adalah tokopedia dan instagram.

Foto dengan Pemilik UMKM dan produk
Foto dengan Pemilik UMKM dan produk

Tujuan dari inovasi dan digitalisasi marketing usaha ibu Mimi adalah mengembangkan usaha lebih modern dan mendapatkam keuntungan maksimal. Kami juga mengharap dengan adanya program ini dapat membantu peningkatan produktivitas perekonomian UMKM di desa Gunungmalang. Pengembangan ini diharapkan mampu menjawab peran mahasiswa sebagai agent of change.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun