Mohon tunggu...
KKN 194 Slateng
KKN 194 Slateng Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNEJ, UDS, ITS Mandala, UPN Veteran

Education

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif #2 194 Menilik UMKM Kerajinan Manik-Manik yang Berpotensi Mendunia

11 Agustus 2023   11:55 Diperbarui: 11 Agustus 2023   12:01 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

KKN Kolaboratif 2023 Kelompok 194 mengunjungi sebuah UMKM di Dusun Tegalan II, Desa Slateng, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember.  UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah yaitu sebuah kegiatan usaha yang dijalankan oleh perorangan atau beberapa orang yang telah memenuhi kriteria.

Desa Slateng merupakan salah satu desa yang memiliki banyak UMKM dan beberapa diantaranya sudah dikenal oleh masyarat asing. Salah satunya yaitu UMKM manik-manik milik Bapak Hasan yang sudah memiliki konsumen asing tetap.

Usaha ini dirintis pada tahun 1995 oleh orang tua Bapak Hasan. Berawal dari penelitian yang dilakukan sendiri oleh beliau pada tahun 1983 dan sekarang mempekerjakan sekitar dua puluh empat warga sekitar Desa Slateng.

Beragam jenis manik-manik dibuat oleh UMKM ini. Ada sekitar 34 motif manik-manik yang dibuat dan memiliki ciri khas tersendiri salah satu contohnya yaitu mata dua dan mata sembilan. Salah satu yang menarik perhatian adalah produk manik-manik antik ini berbahan dasar beling atau kaca. Bahkan untuk proses pewarnaannya menggunakan peearna khusus yang dibeli dari Surabaya, Bali, dan bahkan dari Cina.

Disebut manik-manik antik karena dahulu merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Pembuatan manik-manik yang kaya nilai seni dan sejarah ini masih dikerjakan secara tradisional. "Proses pembuatannya dilakukan dengan cara manual karena hasilnya lebih bagus dari pada menggunakan mesin, kalau pakai mesin pasti ada yang rusak", ujar Bapak Hasan.  Lama pembuatan tergantung ukuran dan kerumitan motif yang dibuat. UMKM ini bisa memproduksi 300-400 biji manik-manik perharinya.

Penjualan manik-manik ini sudah dikirim ke mancanegara yaitu Mauritania, Spanyol, Afrika, Maroko. Untuk penjualan dalam negri yaitu ke Bali dan Kalimantan. UMKM ini tidak memiliki target jumlah pembuatan produk dan para pekerja sampai kewalahan karena banyaknya permintaan. Pengirimannya pun tidak menentu, biasanya 1 sampai 2 bulan baru di ekspor.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun