Sumberlesung, 29 Juli 2024
Mahasiswa dari perguruan tinggi di Jawa Timur mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif, yang berlangsung dari 22 Juli hingga 28 Agustus 2024 di Kabupaten Jember. Kegiatan ini merupakan implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu berupa pengabdian kepada masyarakat.
Salah satu kelompok yang terlibat dalam KKN Kolaboratif tahun 2024 adalah kelompok 192, yang terdiri dari mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi seperti UPN "Veteran" Jawa Timur, Universitas Jember, Universitas PGRI Argopuro (UNIPAR), Universitas Islam Jember, UIN KHAS Jember, Universitas Dr Soebandi.
Tahun ini Kelompok KKN kolaboratif 192 ditempatkan di Desa Sumberlesung di Kecamatan Ledokombo. Menurut website bkkbn Desa Sumberlesung memiliki populasi sekitar 5.321  jiwa dan terletak di kaki Gunung Raung yang memiliki berbagai  potensi untuk dikembangkan.
Kelompok KKN Kolaboratif 192, yang di dampingi oleh Bapak Agung Sih Kurnianto. S. Si., M. Ling sebagai Dosen Pedamping Lapang (DPL) bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di Desa Sumberlesung  terutama dalam hal stunting dan Anak Tidak Sekolah (ATS). Pada tanggal 22 Juli 2024, kelompok ini mengikuti acara pelepasan peserta KKN Kolaboratif di Kantor Pemerintah Kabupaten Jember.
Selama minggu pertama, kelompok 192 melakukan observasi terhadap berbagai potensi dan identifikasi permasalahan di desa Sumberlesung. Fokus observasi kami mengatasi mengenai masalah stunting yang masih ada di kalangan penduduk. Menurut salah satu Perangkat Desa Sumberlesung, jumlah stunting berkisar 28 anak yang sebelumnnya 31 anak. Namun, menurut Bidan Rini yang merupakan Bidan wilayah Smber Lesung, angka stunting di Desa Sumber Lesung berjumlah 23 anak. Perbedaan data tersebut diperlukan konfirmasi lebih lanjut agar sesuai dengan fakta dimasyarakat, sehingga kelompok kami mempertimbangkan untuk mendalami permasalahan ini.
Selain itu, KKN kolaboratif ditugaskan menuntaskan permasalah ATS oleh Pemerintah Kabupaten Jember. Wawancara yang dilakukan kelompok KKN kolaboratif 192 Â terkait Anak Tidak Sekolah di Desa Sumberlesung menurut penuturan narasumber menyebutkan. "Anak tidak sekolah di Sumberlesung sudah tidak ada, karena terbantu adanya fasilitas pendidikan yang memadai dengan adanya sekolah negeri, sekolah swasta dan pondok pesantren. Selain itu, Â kesadaran untuk mengenyam dan melanjutkan pendidikan di Sumberlesung cukup tinggi".
Kelompok 192 telah melakukan observasi dan identfikasi mendalam ke perangkat desa dan masyarakat untuk memahami secara lebih baik potensi yang ada. Selain itu, kami berharap bisa menemukan solusi untuk mengatasi pemasalahan yang terjadi di Desa Sumberlesung seperti stunting dan anak tidak sekolah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H