Mohon tunggu...
KKN186_ SUKORENO
KKN186_ SUKORENO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN Kolaboratif 186 Sukoreno, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sosialisasi dan Praktik Pemanfaatan Puding Ekstrak Daun Kelor Sebagai Pencegahan Stunting di Desa Sukoreno, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember

5 Agustus 2024   13:02 Diperbarui: 5 Agustus 2024   13:05 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: KKN Kolaboratif 186 Sukoreno , Kec.Kalisat. 

Desa Sukoreno merupakan salah satu desa dimana letaknya berada tepat pada posisi tengah antara dua desa yakni, Desa Patempuran dan Desa Sumberkalong. Setiap desa pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing khususnya di Desa Sukoreno, dimana di Desa Sukoreno sendiri itu memiliki kekurangan salah satunya dalam aspek stunting dan gizi buruk anak. Hal ini menjadi salah satu wacana kelompok KKN Kolaboratif Posko 186 untuk bagaimana caranya kita mengatasi hal tersebut, agar Desa Sukoreno ini teratasi dalam masalah stunting.

Pada hari Kamis, 01 Agustus 2024 kami KKN Kolaboratif Posko 186 Desa Sukoreno, Kecamatan Kalisat melakukan suatu agenda proker unggulan kita, yakni sosialisasi sekaligus pelatihan atau praktik terkait pembuatan Puding Daun Kelor atau biasa disebut dengan daun "Maronggih" di kalangan masyarakat pedesaan utamanya di Desa Sukoreno. Dalam acara tersebut yang kebetulan dihadiri oleh beberapa ibu-ibu masyarakat Desa Sukoreno mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, ibu kader stunting, serta bidan posyandu dan lainnya.

Dalam proses pembuatannya ini ada beberapa bahan yang di persiapkan oleh temen-temen kelompok KKN Kolaboratif Posko 186 Desa Sukoreno diantaranya, yakni daun kelor, nutrijel plan, gula, susu fullcream dan daun pandan. Dari bahan-bahan yang sudah di sediakan ini lalu pada akhirnya terbentuk menjadi Puding Daun Kelor yang memiliki fungsi sebagai salah satu cara pencegahan stunting dan gizi buruk anak, karena daun kelor memiliki kandungan mineral dan vitamin, yaitu Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Kalsium, Kalium, Zat Besi, dan Protein.

Alasan kami dalam mengambil keputusan untuk membuat Puding Daun Kelor karena kebanyakan anak-anak tidak suka dengan sayuran kuah bening (Maronggih), sehingga ada inisiatif untuk membuat Puding Daun Kelor dikarenakan anak-anak suka dengan puding, dan juga alasan kedua kenapa kita mengambil pencegahan stunting dengan cara penyuguhan Puding Daun Kelor ialah karena di Desa Sukoreno sebagian besar masyarakatnya memiliki banyak sekali potensi tumbuhan kelor yang mana awalnya itu hanya di buat suguhan pelengkap dalam konsumsi makanan sehari-hari (Sayur Bening).

Momentum pelaksanaan sosialisasi kali ini berbeda dengan acara sebelumnya yang mana di hari tersebut, kita kelompok KKN Kolaboratif Posko 186 berinisiatif untuk bagaimana caranya agar forum tersebut tidak monoton dan menambah semangat ibu-ibu mendengarkan apa yang disampaikan oleh pemateri, maka disini kami lakukan tanya jawab setelah penyampaian materi selesai dan bagi siapa yang menjawab atau bertanya akan mendapakan hadiah/doorprize sehingga ibu-ibu yang ada dalam forum tersebut sangat antusias sekali. Selain adanya pemaparan materi kita juga melaksanakan demo memasak terkait pembuatan Puding Daun Kelor tersebut bersama ibu-ibu, dan dalam proses pembuatannya dipimpin langsung oleh salah satu anggota dari KKN Kolaboratif Posko 186.

Sumber: KKN Kolaboratif 186 Sukoreno , Kec.Kalisat. 
Sumber: KKN Kolaboratif 186 Sukoreno , Kec.Kalisat. 

Selain dilaksanakan di Balai Desa Sukoreno, sosialisasi terkait upaya pencegahan stunting juga dilakukan di SPS Dahlia 78 dan PAUD Nurul Yaqin pada Sabtu, 03 Agustus 2024. Sosialisasi dilakukan kepada ibu-ibu wali murid dengan pemaparan materi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Kolaboratif Posko 186. Ibu-ibu sangat antusias terhadap materi yang disampaikan dilihat dari keaktifan dan turut-serta dalam sesi tanya jawab pada saat pemaparan materi. Kegiatan sosialisasi ini diakhiri dengan makan puding ekstrak daun kelor bersama dengan anak-anak PAUD.

Dari apa yang sudah kita laksanakan ini, mungkin hal itu masih bisa dikatakan kurang sempurna, tetapi kami sudah berupaya bagaimana kita setidaknya memberikan manfaat terhadap masyarakat desa sukorno sehingga kita mampu bersama masyarakat membawa peradaban yang lebih ekstotik dan hidup sehat serta ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun