Mohon tunggu...
KKN_182_Bedayu Talang
KKN_182_Bedayu Talang Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Jember

Kami kelompok 182 KKN di Desa Bedayu Talang Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masyarakat Antusias, KKN UMD 182 UNEJ Adakan Sosialisasi Pemilahan Sampah Undang DLH Kab. Lumajang

7 Agustus 2023   09:57 Diperbarui: 14 Agustus 2023   20:43 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok Mahasiswa KKN UMD 182 Tahun 2023 di Desa Bedayutalang Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang

KKN UMD 182 Universitas Jember menggelar sosialisasi pengelolaan sampah dengan tema "Benderang Sentosa" yaitu Bangun Desa Peduli Lingkungan Bedayu Talang Tanpa Sampah dengan mengundang pemateri khusus dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang yaitu Bapak Rizki Hardianza. Kegiatan ini digelar di Balai Desa Bedayutalang, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang yang diikuti sebanyak 40 warga Desa Bedayutalang. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 04 Agustus 2023. Menurut Ketua Koordinasi Desa KKN UMD 182 Unej mengatakan bahwa terdapat pemateri yang diundang secara khusus dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang untuk berbagi pengetahuan mengenai pengelolaan sampah. "Sosialisasi pengelolaan sampah ini tujuannya untuk berbagi pengetahuan kepada masyarakat desa mengenai cara pengelolaan sampah yang baik dan benar yang harapannya bisa diterapkan secara berkelanjutan oleh masyarakat".

Dokpri
Dokpri

Umumnya masyarakat Desa Bedayu Talang masih menggunakan konsep pembuangan sampah dengan sistem buang bakar dan gali tutup. Dalam pelaksanaannya konsep tersebut tidak memberikan solusi yang baik dalam mengatasi permasalahan sampah di lingkungan masyarakat. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri dalam hal pembuangan akhir sampah, sehingga adanya kegiatan sosialisasi ini sangat disambut dengan antusias oleh masyarakat desa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat kepada pemateri. Masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dengan peduli karena kita bergantung pada alam untuk kehidupan dan kesejahteraan kita. Tindakan peduli lingkungan membantu menjaga ekosistem, sumber daya alam, dan kualitas udara dan air agar tetap sehat bagi generasi sekarang dan yang akan datang.

Dokpri
Dokpri

Dalam sosialisasi ini materi yang dibahas yaitu mengenai cara pengelolaan sampah dan pemanfaatan sampah yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk. Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan sistem 3R yaitu reduce (kurangi sampah), reuse (gunakan kembali sampah), dan recycle (olah sampah). Diharapkan ketiga sistem tersebut dapat diterapkan oleh masyarakat Desa Bedayutalang secara berkelanjutan. Kepala Desa Bedayutalang yaitu Bapak Hermansyah mengungkapkan bahwa sebagian besar sampah yang dihasilkan berupa sampah peternakan yaitu kotoran ternak dan sampah kulit durian karena durian sendiri merupakan salah satu produk unggulan desa. Maka produk olahan yang dapat dibuat oleh masyarakat selaku pelaku utamanya yaitu membuat pupuk baik itu pupuk padat dari limbah kotoran ternak maupun POC (Pupuk Organik Cair) yaitu dari limbah urin ternak, sedangkan untuk limbah durian dianjurkan untuk dimanfaatkan menjadi produk berupa sabun.

Dalam sosialisasi ini juga dijelaskan mengenai pembuatan produk sabun dari limbah kulit durian, yaitu dengan mengumpulkan sebanyak 270 gram kulit/biji durian dalam setiap 1,5 liter air, 90 gram tetes ternak yang bisa dibuat sendiri, 570 gram air bersih, dan untuk menciptakan aroma yang diinginkan dapat dicampurkan dengan satu jenis buah yang disukai. dari bahan-bahan tersebut akhirnya dari limbah yang tadinya tidak berguna akhirnya dapat menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Untuk mengatasi permasalahan sampah rumah tangga seperti buah, nasi, ataupun sayur yang sudah busuk, masyarakat dianjurkan untuk melakukan budidaya maggot. Budidaya maggot merupakan salah satu alternatif utama yang dapat dilakukan oleh masyarakat karena maggot mampu mengekstraksi serta mengkonversi nutrisi yang ada di dalam limbah organik untuk menghasilkan nutrisi baru bagi perkembangan hidupnya. Maggot juga memiliki nilai jual yang cukup tinggi, sehingga budidaya maggot juga dapat digunakan sebagai alternatif untuk menambah pendapatan masing-masing rumah tangga.

Di akhir sosialisasi masyarakat Desa Bedayutalang diajak bersama-sama untuk menerapkan program "Mamarisa" yaitu masyarakat mandiri sampah. Program ini merupakan upaya dari pemerintah Kabupaten Lumajang agar masyarakat lebih sadar untuk berperilaku bijak akan sampah. Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini masyarakat Desa Bedayutalang dapat lebih bijak lagi dalam memanfaatkan sampah yang pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing orang dan hasil dari pembangunan bak sampah oleh mahasiswa KKN UMD 182 Universitas Jember dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

Dokpri
Dokpri

Reporter: Hana dan Anas

Penulis: Shelly dan Nanda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun