Mohon tunggu...
KKN 178 UINSU
KKN 178 UINSU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/i

Membahas program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kelompok 178 dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama : Mahasiswa UINSU Kelompok KKN 178 gelar kegiatan nonton bersama masyarakat Desa Jaring Halus

15 September 2024   16:11 Diperbarui: 15 September 2024   16:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moderasi beragama merupakan sikap dan perilaku beragama yang menekankan pada keseimbangan, toleransi, dan keterbukaan dalam menjalankan keyakinan di tengah masyarakat yang majemuk. Dalam konteks Indonesia, moderasi beragama menjadi sangat relevan mengingat keberagaman agama dan budaya yang menjadi bagian integral dari kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Sebagai bangsa yang memiliki semboyan "Bhinneka Tunggal Ika," moderasi beragama bertujuan untuk menjaga persatuan di tengah perbedaan keyakinan. Sikap ini mencakup pengakuan terhadap hak setiap individu untuk menjalankan agamanya masing-masing, tanpa meniadakan hak yang sama bagi orang lain. Moderasi beragama juga menolak segala bentuk ekstremisme, baik yang berakar dari sikap fanatik terhadap agama tertentu maupun dari upaya untuk melemahkan peran agama dalam kehidupan sosial. Peran penting moderasi beragama juga tercermin dalam kebijakan pemerintah, melalui penguatan nilai-nilai Pancasila, yang menjunjung tinggi toleransi dan kerja sama antarumat beragama. Moderasi ini mendorong dialog lintas agama, pendidikan yang menanamkan nilai-nilai pluralisme, serta kebijakan yang melindungi kebebasan beragama tanpa diskriminasi.

Dalam era globalisasi dan digitalisasi, tantangan terhadap moderasi beragama semakin kompleks. Arus informasi yang cepat, sering kali disertai berita bohong atau ujaran kebencian, dapat memicu perpecahan. Oleh karena itu, moderasi beragama mengajak setiap warga negara untuk bersikap kritis, tetapi tetap berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan, seperti toleransi dan kemanusiaan. Moderasi beragama bukan hanya sebatas konsep, melainkan juga menjadi landasan dalam menciptakan kehidupan beragama yang harmonis, adil, dan sejahtera bagi semua. Di Indonesia, moderasi beragama bisa menjadi kunci untuk menjaga keberagaman, menguatkan solidaritas sosial, dan mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan. 

Menonton film islami juga merupakan bentuk dari moderasi beragama itu sendiri. Dalam hal ini, mahasiswa UINSU Kelompok KKN 178 menggelar kegiatan nonton bersama bersama masyarakat di Desa Jaring Halus yang diadakan pada malam hari di tanggal 22 Agustus 2024. Adapun film yang ditonton adalah film islami yang ditayangkan oleh kartun Nusa dan Rara. 

Menonton film Islami dapat menjadi salah satu sarana penting dalam mempromosikan moderasi beragama, terutama di tengah masyarakat yang majemuk. Film Islami yang menyampaikan nilai-nilai moderat, seperti toleransi, keadilan, dan kasih sayang, bisa memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran agama yang damai dan inklusif. Melalui kisah-kisah inspiratif, penonton dapat belajar bagaimana menjalankan keyakinan agama dengan cara yang seimbang, tanpa harus ekstrem atau memusuhi kelompok lain. Hal ini penting dalam membentuk sikap beragama yang terbuka dan menghargai perbedaan. Salah satu manfaat utama dari menonton film Islami yang moderat adalah meningkatkan toleransi antaragama. Film-film ini sering kali menampilkan pesan-pesan yang mengajak penonton untuk menghormati keyakinan orang lain dan mengakui bahwa keragaman adalah bagian alami dari kehidupan sosial. Dengan cara ini, penonton, terutama anak-anak, dapat belajar menghargai perbedaan dan menghindari prasangka terhadap agama lain. Ini membantu menciptakan harmoni di tengah masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang keagamaan.

Selain itu, menonton film Islami yang moderat juga dapat mengurangi potensi ekstremisme. Ketika penonton dihadapkan pada pesan-pesan yang menolak kekerasan dan sikap fanatik, mereka lebih cenderung mengembangkan sikap kritis terhadap paham-paham ekstrem yang dapat merusak kedamaian sosial. Film yang mengusung pesan moderasi membantu membangun kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan dalam beragama, sehingga memperkuat stabilitas sosial dan perdamaian di masyarakat. Bagi anak-anak, menonton film Islami yang moderat juga berfungsi sebagai sarana pendidikan karakter. Melalui pesan-pesan moral seperti kejujuran, kesederhanaan, dan empati, anak-anak bisa belajar menerapkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai moderat ini membantu membentuk sikap yang inklusif dan toleran sejak usia dini, yang pada gilirannya akan menciptakan generasi yang lebih terbuka dan damai dalam kehidupan beragama di masa depan.

Akhirnya, menonton film Islami yang moderat menginspirasi gaya hidup beragama yang seimbang. Dengan menonton kisah-kisah yang menampilkan cara menjalankan agama tanpa fanatisme, penonton diajak untuk meneladani sikap yang menghargai hak-hak individu lain, termasuk mereka yang memiliki keyakinan berbeda. Ini memperkuat semangat dialog lintas agama dan membangun fondasi masyarakat yang damai, di mana perbedaan tidak menjadi sumber konflik, melainkan peluang untuk memperkaya kehidupan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun