Presiden Joko Widodo menegaskan target penurunan angka stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada tahun 2024. Hal ini disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023. Presiden menekankan bahwa stunting bukan hanya masalah makanan, tetapi juga terkait dengan kesehatan lingkungan dan sanitasi. Pemerintah akan fokus pada 100 kabupaten/kota untuk meningkatkan asupan makanan dan kesehatan lingkungan dalam mencegah stunting. Presiden juga menyoroti penggunaan anggaran yang tidak tepat guna, seperti anggaran stunting yang stagnan untuk rapat dan perjalanan dinas sehingga tidak sampai untuk kebutuhan masyarakat. Permasalahan tentang stunting menjadi issue utama di Indonesia khususnya di kabupaten Jember. Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022 hingga saat ini tercatat angka prevalensi stunting di Kabupaten Jember naik 11 point dengan angka prevalensi stunting 34,9 persen atau sekitar 35.000 balita. Bupati Jember Hendy Siswanto menerbitkan beberapa surat edaran sebagai langkah untuk mencegah terjadinya stunting, karena persoalan stunting harus ditangani dari hulu hingga hilir dengan melibatkan banyak pihak.
Anak-anak yang masih berusia di bawah 19 tahun belum memiliki kematangan dan kedewasaan dalam mengasuh anak, sehingga persoalan asupan gizi sering diabaikan, hal ini menyebabkan kurangnya gizi pada anak.
Pada Rabu, (24/07/2024) mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) kolaboratif 177 Desa Gambiran memberikan penyuluhan terkait stunting kepada kader PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) yang dihadiri oleh Bapak kepala desa, bapak bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), bapak babinsa (Bintara Pembina Desa), tim ahli gizi puskesmas kalisat, dan admin dari puskesmas pembantu (Pustu). Acara ini diselenggarakan untuk  meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan anak-anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui. Program ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi angka stunting di wilayah Desa Gambiran Kecamatan Kalisat.
Stunting adalah kondisi yang terjadi pada anak-anak yang mengalami terhambatnya pertumbuhan sehingga tinggi badan mereka lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya. Stunting umumnya disebabkan oleh malnutrisi kronis dan infeksi berulang, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, yang mencakup masa kehamilan hingga usia dua tahun. Kondisi ini dapat berdampak pada perkembangan kognitif, kesehatan, dan produktivitas anak di masa depan. Adapun isi dari penyuluhan stunting ini sebagai berikut.Â
Penyebab Stunting
Kurang Asupan Gizi: Kekurangan nutrisi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak.
Sering Sakit: Anak yang sering sakit akan kesulitan menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
Kondisi Sanitasi yang Buruk: Lingkungan yang tidak bersih dan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan berbagai penyakit yang menghambat pertumbuhan.
Faktor Genetik: Meskipun jarang, faktor genetik juga dapat menjadi salah satu penyebab stunting.
2. Dampak Stunting