Mohon tunggu...
Posko 51 Kedunggading
Posko 51 Kedunggading Mohon Tunggu... Penulis - UIN Walisongo

Akun Resmi KKN MIT-16 Posko 51

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Turut Andil dalam Kesehatan Warga Melalui Posyandu di Dusun Tapak Timur

13 Juli 2023   14:08 Diperbarui: 13 Juli 2023   15:11 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat masyarakat di Desa Kedunggading dengan sikap yang tidak peduli akan pentingnya ke Posyandu dengan alasan mereka yang sudah besar. Tetapi dengan sigap petugas kesehatan akan terus memantau warga desa untuk terus mengikuti kegiatan Posyandu yang ada di Desa Kedunggading ini.

Posyandu atau biasa dikenal dengan Pos Pelayanan Terpadu ini dengan merujuk pada Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012 yang menjelaskan bahwa Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita. Desa Kedunggading sendiri terdapat 5 Posyandu yang tersebar di beberapa dusun guna memudahkan warga seperti balita, ibu hamil, dan lansia dalam memenuhi  haknya.

Pada (11/7/23) bersama dengan Mahasiswa Posko 51 KKN MIT-16 UIN Walisongo, "Seperti di Posyandu Retno Wulan 02 yang terletak di Dusun Tapak Timur, Desa Kedunggading ini menawarkan beberapa fasilitas seperti imunisasi, pengobatan, kesehatan ibu hamil untuk tumbuh kembang anak karena pada dasarnya tujuan adanya Posyandu ini juga guna mendeteksi anak itu sehat atau terdapat stunting" Ucap Ibu Yuli selaku petugas kesehatan Desa Kedunggading.

Ibu Yuli juga menambahkan "Kegiatan Posyandu ini biasanya jika ada yang tidak datang, maka kita akan mendatangi ke warga yang tidak datang karena Posyandu itu wajib, dan kalau bisa itu 100%. Misalnya sasarannya disini ada 36 orang, nah untuk 36 orang itu harus datang, yang tidak datang kita kunjungi. Biasanya kalau kita kunjungi nanti biasanya manja orangnya. Tetapi kita memang jarang-jarang untuk mengunjungi, kecuali kalau beberapa kali kok dia tidak datang, apalagi dengan berat badannya yang kurang, maka kita wajib datang kesana".

Dengan adanya Kohort (sumber data pencatatan pelayanan yang dijadikan tolak ukur dalam menilai status Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)) ini guna melihat sasaran. Sasaran mengenai imunisasi, penimbangan. Ketika melihat ada penimbangan yang tidak naik nantinya akan mendapatkan makanan tambahan yang stunting, stunting disini yang perkembangannya terganggu.

Kemarin juga (7/7/23) di kediaman Ibu Carik sudah melakukan pendistribusian berupa sembako guna anak yang berat badannya kurang, yang orangnya tidak mampu, dan selanjutnya nanti menunggu perkembangan. Untuk Pemberian Makanan Tambahan (TMT) sendiri dibagikan dalam 2 semester, dan sebenarnya untuk TMT stunting ini diberikan selama 30 hari untuk usia yang kurang dari 2 tahun, tetapi karena kita juga melihat dari segi efisiensinya. Untuk TMT ini berupa telur, susu, dan beras untuk usia 3 tahun dengan tujuan dapat digunakan dalam jangka panjang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun