Kendal-Dalam rangka menunaikan program kerja, Mahasiswa KKN MIT DR 13 Kelompok 16 gelar Ngaji Online dengan tema "Integrasi Sains dan Agama sebagai Wawasan Perkembangan Dakwah Islam." Â Rabu, (02/02/2022).
Kegiatan diskusi tersebut diselenggarakan dalam bentuk diskusi interaktif yang berdurasi 90 menit melalui zoom meeting. Karenanya, dianggap lebih efektif dan adaptif dalam melakukan sebuah diskusi dimasa kini.
Bersama Dr. Ling. Rusmadi M.si. sebagai narasumber dan Bella Julia sebagai moderator serta 30 peserta dari kalangan mahasiswa umum bertujuan untuk menambah wawasan keilmuan dibidang sains dan agama sebagai sarana dakwah Islam dimasa kini dan nanti.
Terdapat tiga topik yang diangkat pada kegiatan tersebut yakni hubungan sains dan agama, kontribusi tokoh sains dalam sejarah perkembangan dakwah Islam dan sarana dakwah Islam melalui sains dimasa society 5.0.
Dosen pembimbing lapangan (DPL) Siti Mutmainnah, M.si dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan tersebut salah satunya karena mengambil tema yang dilatar belakangi dari personil Tim KKN yang memang terdiri dari fakultas Sains dan teknologi (SAINTEK) dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK).
Adzka Wildani Atqia selaku koordinator kelompok pun menyampaikan hal yang sama sekaligus menambahkan hubungan antara sains dan agama.
"Sains dan Agama merupakan hal yang berbeda, tapi bukan berarti hal itu tidak bisa dikorelasikan", ujar Adzka Wildani dalam sambutannya.
Dr. Ling. Rusmadi M.Si. dalam penyampaian materinya, menuturkan bahwa semua hal yang ada di dunia ini pasti ada hubungannya baik antara sains dan agama atau sebaliknya. Sebagi contoh, sekarang dakwah bisa melalui media sosial dan alih-alih bisa saja dakwah masuk dalam dunia metavers. Meskipun hal itu masih menjadi angan-angan saat ini.
Hal tersebut menjadi penegasan dan tantangan bagi para da'i millenial supaya Dakwah Islam tetap adaptif terhadap perkembangan zaman.
"Islam itu agama Rahmatallil'alamin, agama yang fleksibel. Maka dibutuhkan para da'i yang mampu mengikuti perkembangan zaman, Supaya bisa mengantarkan manusia masa tetap bisa memahami agama sesuai dengan kondisi zaman. Beda masa beda juga cara berdakwahnya", tutur Dr.Ling Rusmadi M.Si.