Kesehatan anak saat  ini merupakan hal penting yang menjadi perhatian bersama, bukan hanya dari orang tua, masyarakat dan para penggiat kesehatan tapi juga menjadi perhatian dari pemerintah yang ada disuatu wilayah.  Dalam hal ini dari lingkup yang terkecil sampai yang memiliki kewenangan paling besar. Salah satu masalah kesehatan pada anak adalah gagal tumbuh kembang anak yaitu stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita(dibawah umur  5 tahun ) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
 Di Indonesia sendiri sedang gencar-gencarnya melakukan penurunan angka pravelensi stunting dengan melakukan pengadaan program stunting untuk pencegahan dan penanggulangan stunting. Stunting di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger masih tergolong rendah berdasarkan dari survey pada setiap posyandu di setiap dusun. Sedikit ditemukan stunting tidak membuat pemerintah Desa Puger Kulon kurang dalam pencegahan stunting hal ini dilihat dari program Rembuk Desa Stunting (RDS) yang dilaksanakan 3 bulan sekali. Dalam RDS ini menghadirkan BPD (Badan Permusyawaratan Daerah), PLD (Pendamping Lokal Desa),Ketua TPPKK, para Kader, dan Bidan Desa dari Puskesmas Puger dengan total 35 peserta (Selasa, 23 Agustus 2022)
Dalam kegiatan Rembuk Stunting Desa (RSD) tersebut juga dilaksanakan sosialisasi oleh kelompok 16 KKN Kolaboratif yang mengangkat tema " Cegah Stunting dengan Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil". Sosialisasi ini dibawakan oleh Sdr. Nimas Raditya Vandani mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember. Materi yang dibawakan tentunya mengenai penyebab stunting, ciri-ciri stunting, serta pencegahan stunting.Â
Sosialisasi stunting tersebut merupakan salah satu program kerja  yang dijalankan oleh mahasiswa Kelompok 16 Desa Puger Kulon KKN Kolaboratif dalam program kerja tersebut mahasiswa memberikan hasil berupa rekomendasi Pengganti Makan Tambahan (PMT) yang terdiri dari 12 menu makan disetiap bulan dalam satu tahun, menu makanan tersebut direncanakan masuk dalam anggaran Desa yang dibahas pada RKP Desa Puger Kulon.Â
Pengganti Makan Tambahan (PMT) diberikan untuk membantu dalam pemenuhan nutrisi dan gizi bagi balita yang ada di Desa Puger Kulon, diolah secara variatif untuk membangun nafsu makan pada anak. Bahan dasar olahan Pengganti Makan Tambahan (PMT) memanfaatkan komoditas produk hasil dari Desa Puger Kulon.
Sosialiasasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Kolaboratif Universitas Jember diharapkan dapat membantu dalam pemahaman stunting bagi peserta yang hadir serta memberikan hasil yang baik dalam usaha pencegahan stunting di Desa Puger Kulon yang dilakukan dengan rekomendasi 12 menu makanan sebagai pengganti makanan tambahan (PMT) pada batita(bawah 3 tahun).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H