Sampah merupakan salah satu masalah yang sering dikeluhkan di Indonesia. Salah satu akibat dari permasalahan sampah di Indonesia adalah kurangnya tempat pembuangan sampah. Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik akan menyebabkan masalah besar. Penumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan beberapa pencemaran seperti pencemaran air, udara, dan tanah. Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur merupakan salah satu lokasi yang memiliki permasalahan sampah.Â
Permasalahan sampah ini memang sudah menimbulkan beberapa pencemaran dan permasalahan. Minimnya jumlah tempat sampah di Desa Puger Kulon mendorong perilaku warga Desa Puger Kulon menjadi warga yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan. Warga Desa Puger Kulon cenderung membuang sampah tidak pada tempatnya, seperti di laut dan di jalanan yang akhirnya menimbulkan pencemaran air dan tanah. Ketiadaan TPA atau Tempat Pembuangan Akhir membuat warga Desa Puger Kulon memiliki kebiasaan untuk membakar sampah. Kebiasaan membakar sampah tersebut mengakibatkan pencemaran udara karena asap pembakaran mengandung zat benzopirena, yaitu gas beracun yang menyerang jantung sebanyak 350 kali lebih berbahaya daripada asap rokok.
Setelah vakum selama dua tahun akhirnya desa Puger Kulon mengadakan serangkaian acara Petik laut termasuk kirab budaya yang menimbulkan banyaknya antusias warga untuk melihat acara ini. Sehingga pada hari Jum'at 12/8/2022 Mahasiswa KKN Kolaboratif (Universitas Jember, Inaifas Jember, Universitas Islam Jember, dan STIE Mandala Jember) bekerja sama dengan Kapolsek Puger dan Perangkat Desa Puger Kulon untuk meminimalisir jumlah sampah yang dihasilkan ketika acara Kirab Budaya dan Petik Laut Puger Kulon berlangsung.Pelaksanaan kegiatan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dilakukan oleh Mahasiswa KKN Kolaboratif dalam acara Kirab Budaya dan Petik Laut pada pukul 07.00-11.00 (Kirab budaya tingkat Paud dan TK) dan 13.00-17.00 (Kirab budaya tingkat umum) di titik-titik yang telah ditentukan.Â
Jumlah mahasiswa KKN kolaboratif keseluruhan adalah 44 orang, yang terbagi menjadi lima titik dengan masing-masing 8-9 orang setiap titiknya. Lima titik tersebut yaitu start, wilayah sekitar kantor polsek Puger, Perempatan Koramil Puger, tikungan Kecamatan Puger dan finish Kirab Budaya. Titik-titik tersebut dipilih karena dirasa rawan akan banyaknya sampah.
Usaha yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN Kolaboratif untuk mengedukasi masyarakat adalah dengan menyediakan trash bag (kantong sampah) dan  tulisan himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya serta tetap menjaga kebersihan lingkungan. Usaha lain yang dilakukan oleh para mahasiswa KKN Kolaboratif sebelum Kirab Budaya dilaksanakan yakni dengan memberikan sosialisasi ke setiap sekolah yang berpartisipasi dalam acara Kirab Budaya mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Dengan tagline "Petik laut sukses, petik laut bersih" kegiatan yang kami lakukan berjalan dengan sukses. Kegiatan yang kami lakukan banyak mendapatkan respon positif dari berbagai kalangan mulai dari perangkat desa hingga masyarakat Puger Kulon. Permasalahan sampah termasuk kedalam permasalahan yang cukup sulit untuk diatasi dengan waktu yang singkat namun kami berhasil sedikit mengurangi pembuangan sampah secara sembarangan yang dilakukan oleh penonton kirab budaya,"Lebih dari 70% sampah teratasi" ujar bapak Saiful Hoji sebagai sekretaris desa Puger Kulon. Meskipun permasalahan sampah tidak teratasi 100%, kami mendapatkan apresiasi yang baik dan masyarakat merasa terbantu dengan adanya trash bag pada titik- titik tertentu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H