Mohon tunggu...
KKN 168 Desa
KKN 168 Desa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Melakukan program kerja dalam bidang sanitasi lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sinergitas Lembaga Desa Kedungjajang pada Penilaian Pawon Urip dalam Rangka Ketahanan Pangan

9 Agustus 2023   21:12 Diperbarui: 9 Agustus 2023   21:48 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pawon urip merupakan program yang dikembangkan oleh pemerintah lumajang dalam upaya ketahanan pangan masyarakat. Program pawon urip adalah program yang dijalankan oleh PKK Lumajang yang kegiatannya yaitu dengan memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami berbagai macam tanaman toga, sayur-sayuran, dan buah-buahan sehingga diproyeksikan mampu membedah potensi desa dan memaksimalkan potensi masyarakat. Program ini merupakan terobosan Ning Farin, ketua TP PKK Lumajang. Tujuanya adalah membangun rasa solidaritas masyarakat untuk bergotong royong sekaligus dapat memenuhi kebutuhan dapur.

Pemantauan keberlanjutan program ini dilakukan dengan pengadaan perlombaan pawon urip antar kecamatan setiap tahunnya. Pada Kesempatan kali ini, Desa Kedungjajang terpilih menjadi perwakilan dari Kecamatan Kedungjajang untuk mewakili dalam perlombaan pawon urip. Penilaian lomba pawon urip di desa Kedungjajang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Agustus 2023 yang dihadiri oleh tim penilaian dari dinas pertanian, dinas lingkungan hidup, dan pokja 3 PKK kabupaten.

Dalam perlombaan ini, terdapat tiga lokasi utama pawon urip yang diajukan Desa Kedungjajang untuk diikutsertakan dalam penilaian Lomba Pawon Urip. Lokasi yang pertama bertempat di balai desa. Tim penilai pawon urip tiba di balai desa pada pukul 11.00 WIB. Penilaian diawali dengan penyambutan oleh perangkat desa, PKK desa Kedungjajang, perangkat kecamatan, dan mahasiswa KKN. Selain penilaian pawon urip, kordes dari KKN 168 juga mendemonstrasikan minuman dari hasil tanaman pawon urip yaitu bunga telang. Bunga telang memiliki banyak manfaat salah satunya adalah antioksidan yang terkandung didalamnya. 

Antioksidan bermanfaat melawan radikal bebas dalam tubuh, yang dapat menyebabkan stres dan mempercepat penuaan. Bunga telang dapat diolah menjadi minuman yang disebut blue sparkling. Cara pengolahannya yaitu dengan merebus bunga telang yang telah dibersihkan dan dikeringkan lalu dimasukkan kedalam panci yang berisi air mendidih. Setelah itu biarkan selama beberapa menit untuk mengeluarkan zat aktif yang terkandung dalam bunga telang. Setelah rebusan selesai, dapat disaring airnya untuk mendapatkan air rebusan yang bersih dan menghilangkan sisa bunga telang. Jika menginginkan rasa yang lebih manis, dapat menambahkan madu atau gula ke dalam air rebusan dan aduk rata.

Lokasi penilaian pawon urip yang kedua bertempat di sekolah SMPN 1 Kedungjajang. Tim penilai pawon urip tiba di sekolah pada pukul 11.45 WIB. Penilaian diawali dengan penyambutan oleh guru dan mahasiswa KKN kemudian tim diarahkan menuju pawon urip. Pada saat penilaian juga dipaparkan program Jumat bersih. Program ini dibentuk oleh pihak sekolah untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. 

Program Jumat bersih menghasilkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang dihasilkan dari program Jumat bersih ini diolah sebagai pupuk kompos yang nantinya akan digunakan untuk pemeliharaan pawon urip di SMPN 1 Kedungjajang. Sedangkan sampah anorganiknya digunakan untuk pembuatan ecobrick oleh siswa.

Lokasi terakhir penilaian pawon urip bertempat di depan lapangan yang merupakan pusat utama pawon urip Desa Kedungjajang. Tim penilai pawon urip tiba di lokasi pukul 12.00 WIB. Penilaian diawali dengan penyambutan oleh perangkat desa, PKK desa Kedungjajang, dan mahasiswa KKN. Selanjutnya, PKK desa Kedungjajang menjelaskan terkait beberapa tanaman yang ditanam di lokasi dan manfaatnya. Setelah itu, tim penilai diarahkan untuk mencoba produk ecobrick berupa kursi dan meja dan juga dipersilahkan untuk melihat pupuk kompos yang dihasilkan dari sampah organik yang berasal dari sampah sisa dapur warga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun