Mohon tunggu...
KKN 166 UINSU
KKN 166 UINSU Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata) 166 merupakan salah satu kelompok kkn yang berasal dari UINSU (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara) yang dikerahkan Oleh pihak kampus untu mengabdi di Desa Besilam, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat. Kelompok ini memiliki 26 anggota dengan 17 perempuan dan 9 laki-laki.

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Moderasi Beragama: KKN 166 UINSU Mengikuti Kajian Rutin Tuan Guru Kitab Al-Hikam (Tasawuf) Besilam Langkat

14 Agustus 2024   23:10 Diperbarui: 15 Agustus 2024   21:34 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini, Rabu (31/08/2024), suasana Masjid Besilam dipenuhi jamaah yang antusias mengikuti kajian rutin Tuan Guru Besilam. Tema utama kajian kali ini adalah "Mensyukuri Nikmat Allah dan Menjauhi Maksiat".Pukul 19:00 WIB, Tuan Guru memulai kajian dengan pembacaan doa. Beliau kemudian membuka ceramah dengan mengingatkan pentingnya menyadari nikmat-nikmat Allah dalam kehidupan sehari-hari.

"Kita tidak akan tahu betapa besarnya nikmat sehat itu kalau kita tidak sakit," ujar Tuan Guru. "Begitu kita sakit, kemudian kita berobat dengan obat yang mahal, dokter yang mahal atau rumah sakit yang mahal juga. Kemudian Allah sembuhkan kita, barulah kita tahu betapa besarnya nikmat sehat itu."

Tuan Guru juga menekankan pentingnya mensyukuri nikmat waktu luang. Beliau mengutip sebuah hadits, "Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat kesehatan dan waktu yang senggang."

Memasuki pembahasan tentang maksiat, Tuan Guru menjelaskan bahwa maksiat bisa memiliki tiga dampak:

1. Pengusiran dari rahmat Allah
2. Pendidikan bagi hamba
3. Mendekatkan diri kepada Allah (jika diikuti taubat)

"Apabila kita berbuat maksiat, esok kita ulang maksiat itu terus-menerus, itu artinya kita diusir dari hadrat Allah," tegas Tuan Guru. "Tapi bila maksiat itu membuahkan sakit hati, rasa hina diri, lalu bertaubat, maka itu bisa menjadi pendidikan dan bahkan mendekatkan diri kepada Allah."

Beliau juga membahas paradoks antara maksiat dan ketaatan, "Seorang hamba berbuat dosa, lalu dosa itu selalu ada di matanya. Dia taubat kepada Allah, akhirnya dia masuk ke dalam surga. Sementara ada pula hamba yang berbuat kebaikan, tapi selalu mengingat dan membanggakan kebaikannya itu, hingga akhirnya masuk ke dalam neraka."

Tuan Guru mengingatkan bahwa kesombongan dalam beribadah bisa lebih berbahaya daripada maksiat yang diikuti taubat yang sungguh-sungguh. "Ada maksiat yang bersemayam dalam ketaatan, yang terkadang kita yang taat ini tidak tahu, rupanya kita sedang berbuat dosa besar kepada Allah subhanahu wa ta'ala," jelasnya.

Menjelang akhir kajian, Tuan Guru menekankan pentingnya menjaga keikhlasan dalam beribadah dan selalu mengingat rahmat Allah. "Kita bisa taat ini, bisa kita berkumpul disini, itu semua karena rahmat Allah, bukan karena kemampuan kita sendiri," tutup beliau.

Kajian ditutup dengan doa bersama menjelang sholat isya. Para jamaah terlihat khusyuk dan banyak yang mencatat poin-poin penting dari ceramah.

Salah seorang jamaah dari kelompok KKN 166, Alwi, berbagi kesan, "Alhamdulillah, kajian malam ini sangat menyentuh hati. Saya jadi lebih sadar untuk selalu bersyukur dan menjaga keikhlasan dalam beribadah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun