Malam ini, 7 Augustus 2024, sekelompok mahasiswa KKN 166 UINSU (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara) mengikuti kajian rutin yang dipimpin oleh tuan guru besilam Syekh Dr Hj Zikmal Fuad MA.Â
Kajian yang biasa dilaksanakan setiap malam rabu dan malam kamis.Kajian dimulai  ba'da magrib.  Tuan Guru Besilam kemudian membuka kajian dengan tema "Mensyukuri Nikmat Allah dalam Kehidupan Sehari-hari."
Dalam ceramahnya, Tuan Guru menjelaskan berbagai nikmat Allah yang sering kita lupakan:
Tuan Guru memulai kajian dengan membahas berbagai jenis nikmat Allah:
1. Nikmat kelezatan dari yang halal
2. Nikmat panca indera:
  - Penglihatan
  - Pendengaran
  - Penciuman
  - Perasa (manis, pahit, asam, dll)
3. Nikmat berbicara
4. Nikmat kedua tangan
5. Nikmat kedua kaki
6. Nikmat kesehatan dan afiat
7. Nikmat berkecukupan
8. Nikmat keluarga
9. Nikmat anak
10. Nikmat hidayah (petunjuk pada Islam)
11. Nikmat iman (dijelaskan bahwa iman tanpa Islam adalah munafik)
12. Nikmat ilmi
13. Nikmat pertolongan dari orang lain
14. Nikmat besar lainnya
15. Nikmat diberi guru pembimbing
Tuan Guru kemudian menekankan pentingnya mensyukuri nikmat Allah. Beliau menyampaikan, "Janganlah merasa bingung atau lemah dalam mensyukuri nikmat Allah yang banyak. Para ulama mengatakan bahwa satu ucapan 'Alhamdulillahi rabbil 'alamin' itu mengalahkan nikmat Allah yang tak terhitung."
Beliau juga menjelaskan bahwa mengakui dan mengetahui nikmat adalah salah satu bentuk syukur kepada Allah. "Kesadaran akan nikmat adalah langkah awal menuju rasa syukur yang sejati," ujar Tuan Guru.
Dalam kajian ini, Tuan Guru juga menyinggung tentang Tarekat Naqsyabandiyah. Beliau menjelaskan bahwa dalam tarekat ini, sebelum berzikir, seseorang harus bertaubat terlebih dahulu. "Taubat dimulai dari mata, kemudian seluruh panca indera. Ini adalah proses penyucian diri sebelum menghadap Allah dalam zikir," terang beliau.
Tuan Guru kemudian membahas mengapa nikmat masih bisa dimaksiatkan. "Ini terjadi karena setiap manusia menganggap bahwa seluruh bagian tubuh seperti mata dan lainnya adalah milik mereka sendiri. Padahal, semua itu adalah amanah dari Allah," jelasnya.
Beliau menutup kajian dengan membahas konsep Afdan Syakuraa atau hamba yang pandai bersyukur kepada Allah. "Mereka yang bisa mengamalkan nikmat lisan, nikmat anggota tubuh, dan nikmat-nikmat lainnya dengan benar, itulah hamba yang benar-benar bersyukur," tegas Tuan Guru.
Suasana kajian sangat khusyuk. Para jamaah terlihat tekun mencatat poin-poin penting dan sesekali mengangguk, menandakan pemahaman mereka atas materi yang disampaikan. Beberapa jamaah bahkan terlihat berkaca-kaca, terharu akan besarnya nikmat Allah yang selama ini mungkin luput dari perhatian mereka.
Ketua kelompok KKN, M.Iqbal suharno menyampaikan kesan, "Kami sangat bersyukur bisa mengikuti kajian ini. Ilmu yang kami dapat akan kami terapkan dalam program KKN kami".