Sampai saat ini masalah yang berkaitan dengan permasalahan sampah, kerusakan lingkungan hingga perubahan iklim semakin diperbincangkan. Pasalnya, permasalahan ini belum teratasi secara menyeluruh. Selain itu, menjadi sebuah konsekuensi bagi daerah dengan populasi penduduk yang tinggi untuk tidak luput dari permasalahan sebagai efek tingginya angka konsumsi yang berakhir meninggalkan jejak sampah dan pencemaran lingkungan.
Kadang kami yang tahu buruknya membuang sampah di pinggir jalan antar desa dilanda gelisah. Sudah tahu buruk, jawaban solutif belum punya. Membakar sampah di pekarangan rumah (kalau punya) jadi alternatif. Bagi yang rumahnya tidak ada pekarangan untuk bakar sampah, membuang sampah di pinggir jalan antar desa jadi pilihan. Bila dikatakan membakar sampah bisa menimbulkan efek rumah kaca, rasanya itu kata kata yang belum bisa menggerakkan, meski sudah tahu, dan nasihat datang berulang-ulang.
Masalah sampah ini mendorong kita untuk menemukan solusi tentang pembuatan tempat sampah dengan membedakan jenis sampah. Inovasi tentang sampah, kita tahu bisa berupa adanya bankasampah. Bank sampah, seperti namanya, memungkinkan kita untuk menabung sampah. Dengan begitu, dari memilah sampah kita bisa mendapat untung rupiah, selama ini warga sangat minim pengetahuan tentang bahaya yg di timbulkan oleh sampah terhadap kesehatan, dan minim pengetahuan bahwa ada sampah yang dapat di daur ulang sehingga mempunyai nilai jual yg tinggi sebagai tambahan untuk memenuhi kebutuhan.
Sampah organik bisa berubah jadi kompos jika diolah, misalnya dengan sistem keranjang metode takakura (metode takakura ini metode pengolahan sampah yang mengandalkan fermentasi untuk mengurangi sampah, sehingga sampahnya tidak berbau. Untuk pengolahan sampah anorganik sebagai barang hiasan rumah tangga seperti sampah botol bekas menjadi pot bunga.
Dari beberapa solusi yang sudah diketahui, kita juga menyadari mengubah pola pikir tidak bisa sekejap. Bagaimana aroma sampah yang menumpuk seperti gunung? Bagaimana jika sampah sudah melebihi daya tampungnya. Sedang kita masih memproduksi sampah dari hari ke hari.
Mahasiswa KKN Kolaboratif 165 berinisiatif untuk membuat tempat sampah dengan membedakan jenis sampah yang terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik. Kemudian mengajarkan pada warga mengenai pegolahan kedua jenis sampah tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H