Mohon tunggu...
KKN 159 Sukorambi
KKN 159 Sukorambi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa KKN kolaboratif #2 kelompok 159 Sukorambi

kami sebagai mahasiswa KKN kolaboratif #2 kelompok 159 membuat akun ini sebagai syarat lulus kkn yang diharuskan mengupload artikel mengenai kegiatan selama KKN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyuluhan Stunting Oleh Kelompok 159 KKN Kolaboratif Pada Pengajian Dusun Krajan Desa Sukorambi

4 Agustus 2023   18:22 Diperbarui: 10 Agustus 2023   13:05 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Stunting merupakan gangguan atau masalah gizi kronis yang diakibatkan dari kurangnya asupan gizi dalam kurun waktu lama. Ciri-ciri yang dapat diamati pada anak seperti tinggi badan pendek, berat badan rendah, proporsi tubuh lebih kecil, dan pertumbuhan tulang tertunda untuk anak seusianya. Banyak pula dampak apabila anak mengalami stunting yang dapat mempengaruhi kemampuan mental, belajar, prestasi, dan sistem imunitas tubuh anak menjadi rentan.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor kurangnya gizi kronis, kurangnya asupan protein, perubahan hormon, dan riwayat infeksi pada awal kehidupan anak. Kejadian stunting dapat didorong pula dengan kurangnya pengetahuan ibu terhadap kebutuhan gizi selama kehamilan dan pasca melahirkan yakni saat merawat sang anak.

Lebih tepatnya menurut Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan menyebutkan jumlah kasus stunting balita tertinggi di Jawa Timur ditempati oleh Kabupaten Jember pada tahun 2022. Berdasarkan data yang ada di Desa Sukorambi, kami menemukan bahwa angka kejadian stunting masih cukup tinggi. Kegiatan posyandu masih berjalan dengan baik sehingga seluruh data perkembangan anak sangat tercatat dan terpantau dengan baik pula.

Namun, angka tersebut menjadi sebuah tanda tanya mengapa angka tidak mengalami penurunan. Kami berdiskusi dengan kader yang terlibat di Desa Sukorambi, yaitu dengan Ibu Estin selaku ketua KPM. Beliau menyampaikan penyebab tingginya angka stunting di Desa Sukorambi dikarenakan pendataan yang cukup ketat. Dengan demikian, kami dengan seluruh anggota KKN-Kolaboratif berencana untuk masuk ke dalam kegiatan yang ada di masyarakat terutama yang beranggotakan ibu-ibu, seperti pengajian.

Pada hari Senin, 24 Juli 2023 kami memohon izin kepada ketua pengajian di Dusun Krajan untuk masuk ke kegiatan pengajian rutin. KKN-Kolaboratif 159 memberikan sosialisasi kepada masyarakat di Desa Sukorambi lebih tepatnya di Dusun Krajan terkait stunting. Kegiatan ini dilakukan pada minggu kedua setelah penerjunan yakni pada hari Selasa, 25 Juli 2023 dengan memasuki kegiatan ibu-ibu pengajian. Penyuluhan tersebut ditujukan kepada ibu-ibu baik ibu yang belum menikah, baru menikah, sedang hamil, yang memiliki anak, maupun lansia.

Pemilihan target sasaran edukasi disesuaikan dengan peran terbesar yang andil dalam proses tumbuh kembang anak. Pada kesempatan tersebut kami menjelaskan kepada masyarakat tentang apa itu stunting, penyebab, dampak, hingga cara mencegah stunting agar tidak terjadi pada anak-anak.

Pada awal penyampaian materi, kami menemukan bahwasannya masih cukup banyak ibu-ibu yang belum mengetahui apa itu stunting. Selama penyuluhan, kami mengajak ibu-ibu untuk berinteraksi dengan melontarkan beberapa pertanyaan ringan tentang apa itu 1000 HPK dan pertanyaan lainnya. Ibu-ibu tampak antusias dan bersemangat karena adanya hadiah atau doorprize apabila berani menjawab. Pada akhir penyuluhan kami mencoba mengetes pemahaman ibu-ibu tentang mitos atau fakta yang masih berkembang di masyarakat.

Pertanyaan mitos atau fakta berupa pemberian pisang pada bayi berusia 6 bulan ke atas dan pemberian asi pertama dari ibu. Tanpa disangka mitos tersebut masih melekat pada pemahaman beberapa ibu-ibu. Kami berusaha meluruskan terkait mitos tersebut sehingga pemahaman ibu-ibu menjadi lebih baik. Secara keseluruhan kegiatan, kami puas terhadap respon positif dari target sasaran penyuluhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun