Mohon tunggu...
KKN RDR77
KKN RDR77 Mohon Tunggu... Freelancer - KKN RDR 77 UIN Walisongo

Media Publikasi kegiatan Kelompok 18 KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pelatihan Wirausaha Pembuatan Piscok Nanas

21 November 2021   08:46 Diperbarui: 21 November 2021   08:49 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pisang Cokelat atau biasa disebut dengan Piscok merupakan jajanan manis yang berasal dari Indonesia, Piscok terbuat dari Pisang yang diiris-iris dengan susu kental manis cokelat ataupun cokelat kental cair, kemudian ditambah dengan selai nanas, setelah itu dibungkus dengan kulit tipis yang biasa disebut lumpia dan kemudian digoreng dengan minyak yang cukup banyak.

Jajanan piscok ini juga semakin populer di kalangan masyarakat serta banyak yang menyukainya dikarenakan bahan dasar pembuatan piscok itu sendiri berasa dari buah favorit di Indonesia yaitu pisang. Sehingga banyak yang penasaran dengan rasa piscok tersebut sampai ada yang ketagihan setelah mengetahui kelezatan pisang cokelat tersebut.

Oleh karena itu muncul ide untuk membuat program pelatihan bisnis pisang cokelat nanas (piscoknas) ini sebagai salah satu upaya untuk menggerakkan kembali ekonomi yang sempat berhenti di Indonesia disebabkan adanya virus corona yang menyerang masyarakat Indonesia.

Pembuatan piscoknas juga terbilang cukup mudah, yaitu dengan menggunakan bahan yang sederhana bahan yaitu pisang, susu kental manis cokelat, selai nanas, lumpia, dan minyak goreng.

Cara membuatnya yaitu siapkan 1 lumpia, kemudian isi lumpia tersebut dengan potongan pisang, susu kental manis cokelat, dan selain nanas, habis itu kemudian digulung menggunakan lumpia kemudian diberi perekat tepung agar piscoknas tidak lepas dari gulungan, setelah digulung kemudian digoreng menggugah minyak panas yang banyak, setelah digoreng kemudian ditiriskan dan siap untuk dijual.

Untuk pemasarannya bisa didesa atau tetangga sekitar, bisa juga dijual ke pasar, atau bisa juga dijual kepada anak-anak sekolah. Sebab itulah corona bukan merupakan alasan untuk selalu bermalas-malasan dirumah saja, akan tetapi di masa New Normal ini juga bisa berbisnis seperti membuka bisnis online di media sosial atau di aplikasi-aplikasi jual beli online.

Penulis: Bayu Sempana Al Munaf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun