Mohon tunggu...
KKN 143 LANGKAP JEMBER
KKN 143 LANGKAP JEMBER Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN Kolaboratif 143 Jember

Kegiatan mahasiswa KKN Kolaboratif 143 Jember 17 Juli - 25 Agustus 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatkan Desa Langkap Sejahtera, Mahasiswa KKN-K 143 Kembangkan Pertanian

20 Agustus 2023   18:55 Diperbarui: 22 Agustus 2023   10:40 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Masyarakat dan Perangkat Desa Langkap

Desa Langkap adalah desa dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini ditandai dengan keberadaan GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) dan jajaran buruh tani. Dalam satu tahun, lahan di Desa Langkap digunakan untuk pra panen hingga pasca panen padi dan diselingi tanaman palawija seperti semangka, melon, dan yang paling sering ditanam kedelai. Potensi pertanian inilah yang menarik perhatian perangkat desa dan mahasiswa KKN-K Jember 143 untuk berkolaborasi.

Pupuk PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah pupuk organik cair (POC) yang dibuat dari hasil peraman air limbah cucian beras atau yang disebut dengan air leri. Air cucian beras mengandung vitamin B1 yang berfungsi untuk  Selain itu, pupuk ini juga berperan dalam sintesis dan pengontrolan konsentrasi berbagai hormon pemacu pertumbuhan tanaman. Beberapa keuntungan menggunakan pupuk PGPR adalah terbukti mampu mengurangi kejadian dan keparahan penyakit, mampu mengurangi keparahan dan penyakit di tanaman, serta mampu memproduksi racun bagi patogen tanaman. 

Pupuk PGPR berbentuk cair sehingga dalam pengaplikasiannya menggunakan sprayer. Alat dan bahan yang diperlukan antara lain wajan, kompor, ketel/ceret, blender, wadah, timbangan, timba cat 25 liter, akar bambu 2 kg, dedak 2 kg, terasi 1 bungkus, micin 20 gr, gula 200 gr, dan air sebanyak 15 liter. Cara pembuatannya cukup mudah, yakniL

  • rendam akar bambu kedalam 10 liter air selama 3 hari
  • Masak dedak, terasi, gula, micin, dan kapur sirih dengan 2 liter air hingga mendidih. Lalu diamkan hingga dingin.
  • Masukkan bahan padat yang sudah dimasak sebelumnya
  • Tambahkan air hingga volumenya mencapai 20 liter, kemudian aduk sampai tercampur rata
  • Tutup dengan kain gelap dan ikat dengan rapat
  • Simpan selama 15-28 hari. kemudian pupuk bisa digunakan.

Pembuatan Pupuk PGPR
Pembuatan Pupuk PGPR

Selain pupuk cair, pelatihan juga dilakukan pembuatan pupuk organik padat. Pupuk organik terbuat dari dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik kebanyakan berasal dari alam, yang terproses alami atau dengan rekayasa. Contoh pupuk organik adalah pupuk kompos, pupuk kandang, dan pupuk guano. Pupuk organik padat tidak kalah pentingnya dengan pupuk PGPR. Hal ini karena pupuk organik padat diaplikasikan saat persiapan lahan setelah tanah selesai dibajak. 

Dengan menggunakan pupuk organik padat untuk pertanian, maka dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pupuk organik padat antara lain EM4 250 ml, karung bekas, jerami yang sudah dicacah 1 kg, dedak padi 500 gram, kotoran hewan 3 kg, arang sekam 500 gram, dan air secukupnya. Langkah pembuatannya yaitu:

  • Mencampurkan dengan bahan-bahan seperti kotoran sapi, jerami, arang sekam, dedak dan diaduk hingga merata.
  • Menyiramkan larutan EM4 secara perlahan kemudian diaduk kembali
  • Tambahkan air secukupnya untuk menjaga agar pupuk tetap lembab
  • Diamkan selama 15--28 hari, lakukan pengontrolan suhu fermentasi dengan dilakukan pembalikan dengan mengaduk campuran menggunakan sekop supaya suhunya turun, setelah 28 hari pupuk organik biasanya sudah terbentuk dan telah siap digunakan.

Tidak kalah penting, pestisida nabati juga diadakan pelatihan dalam pembuatannya. pestisida nabati bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman.

Dengan menggunakan pestisida nabati, maka akan menghemat biaya, pembuatannya mudah, aman bagi manusia dan lingkungan, serta tidak meracuni tanaman. Pestisida nabati yang paling banyak digunakan berbahan dasar bawang putih. Bagian bawang putih yang dimanfaatkan adalah umbinya. Bawang putih dapat mengusir kutu, ulat, dan serangga pada tumbuhan karena mengandung flavonoid dan saponin. Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu 2 siung bawang putih, air 1500 ml, daun papaya dan daun sirsak 1 lembar, botol air mineral dan blender.

Nah, yuk disimak bersama cara pembuatan pestisida nabati!

  • Haluskan bawang putih, daun pepaya, dan daun sirsak menggunakan blender.
  • Campurkan ke dalam botol aqua berisi air
  • Tutup botol dan diamkan selama 24 jam
  • Maksimal jangka penyimpanan pesisida nabati adalajh 4 hari. Selebihnya akan berubah fungsi menjadi pupuk.\

Pembuatan Pestisid Nabati
Pembuatan Pestisid Nabati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun