KKN KOLABORATIF#3 KELOMPOK 142 SURVEY POTENSI DI DESA SUKOREJO
KKN Kolaboratif merupakan program yang dilaksanakan oleh Universitas Jember dengan gabungan dari beberapa Universitas yang ada di Jawa Timur. KKN Kolaboratif mempunyai program yang bersinergi untuk Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. KKN kolaboratif #3 kelompok 142 merupakan sekelompok KKN yang ditempatkan di Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari. KKN kolaboratif #3 kelompok 142 terdiri dari mahasiswa Universitas Jember,Universitas Negeri Malang  Universitas Islam Jember, Universitas dr. Soebandi,UIN KHAS Jember, Institut Teknologi dan Sains Mandala, dan IAI Al- Qodiri, yang beranggotakan 15 orang.
Sejak hari Selasa tanggal 23 hingga Jum'at 26 Juli 2024, mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 142 melaksanakan survey di setiap Dusun yang ada di desa Sukorejo. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui potensi desa dan mata pencaharian warga sampai dengan UMKM yang berkembang di desa Sukorejo.
Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari memiliki potensi hasil bumi berupa lahan pertanian sekitar 700 hektar dengan komoditas utama pertanian berupa tanaman pangan padi dan jagung. Desa Sukorejo memiliki banyak potensi UMKM unggulan antara lain produksi kerajinan manik-manik, tusuk sate, kerupuk rambak dan ban bekas.
Produksi UMKM aksesoris manik-manik di Desa Sukorejo banyak dijumpai di Dusun Krajan. Selain diproduksi dalam bentuk aksesoris, UMKM manik-manik juga memiliki produk lainya yakni canting rokok, mangkok dan talenan dan mempunyai produk unggulan yakni tasbih. Produksi manik-manik terbuat dari bahan-bahan alami seperti buah kokka, batok kelapa, kayu kalimasodo, koral, dan juga limbah kayu kopi. Dengan memanfaatkan media online seperti marketplace dan sosial media untuk memasarkan produknya, UMKM manik-manik berhasil mengekspor hasil produksinya hingga ke berbagai kota wisata besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Bali, Batam sampai keluar negeri yakni Thailand.
Tidak hanya itu, Desa Sukorejo juga memiliki potensi UMKM tusuk sate dan kerupuk rambak yang banyak dijumpai di Dusun Karangsemanding dan Tegal gebang serta UMKM tersebut sudah menjadi mata pencaharian sebagian masyarakatnya. Proses pembuatan tusuk sate tidak hanya dilakukan secara manual akan tetapi juga ada yang menggunakan mesin dan memakan waktu hingga kurang lebih 2 bulan. Mereka memasarkan produknya tak hanya di Jember saja bahkan sudah sampai ke luar Pulau Jawa. UMKM kerupuk juga sudah berhasil mengekspor produknya hingga ke berbagai kota besar yang ada di Indonesia. Proses pembuatannya masih dilakukan secara manual namun setiap harinya mereka berhasil memproduksi kerupuk hingga 1,5 kuintal. Sedangkan, UMKM Ban Bekas banyak dijumpai di Dusun Tegalgebang. Pemasokan ban bekas ini diambil dari Bali yang biasanya dikirimkan satu bulan dua kali sebanyak satu truck dan dimanfaatkan kembali menjadi tali karet ban bekas yang biasanya didistribusikan hingga Pasuruan.
Desa Sukorejo memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan, namun sayangnya hanya sedikit masyarakat Jember yang mengetahuinya. Potensi-potensi tersebut bisa berasal dari pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa tersebut. Dengan adanya potensi-potensi pengembangan UMKM ini, diharapkan Desa Sukorejo dapat menjadi destinasi wisata dan memiliki ciri khas yang semakin dikenal oleh masyarakat luas, terutama masyarakat Jember. Jadi, ada banyak hal positif yang bisa dikembangkan di Desa Sukorejo, namun sayangnya belum banyak orang yang mengetahuinya. Pengembangan UMKM bisa menjadi salah satu cara untuk membuat Desa Sukorejo lebih dikenal dan memiliki daya tarik tersendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H