SITUBONDO, Jawa Timur – Inovasi dalam pemanfaatan bahan lokal untuk menghasilkan produk makanan sehat terus berkembang. Salah satunya datang dari Kelompok Kuliah Kerja Nyata Universitas Jember Membangun Desa (KKN UMD) 142 Gadingan bersama ibu-ibu PKK di Desa Gadingan, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Dalam periode KKN UMD tahun ajaran 2022/2023, mereka menghadirkan cendol daun kelor sebagai solusi kreatif menuju kemandirian pangan sekaligus penurunan angka stunting di wilayah ini.
Pemanfaatan hasil karangkitri tak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru dalam dunia kuliner. Salah satu karya inovatif yang dihasilkan oleh Kelompok KKN UMD 142 Gadingan adalah cendol daun kelor. Daun kelor, yang kaya akan manfaat kesehatan, diolah menjadi hidangan segar yang nikmat dan berkhasiat.
Menurut data dari Dinas Kesehatan, daun kelor memiliki sejumlah manfaat penting, termasuk meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui, mencegah tumbuhnya sel kanker, dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Kandungan antioksidan dalam daun kelor membuatnya menjadi bahan yang berpotensi dalam mendukung kesehatan masyarakat.
Selain manfaat kesehatannya, cendol daun kelor juga menjadi alternatif untuk mengatasi masalah gizi buruk atau stunting yang masih cukup tinggi di Desa Gadingan. Dengan mengolah daun kelor menjadi hidangan lezat dan bergizi, harapannya dapat memberikan dampak positif pada peningkatan status gizi anak-anak di daerah ini.
Proses pembuatan cendol daun kelor ini juga cukup sederhana. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk seporsi cendol daun kelor yaitu 5 batang daun kelor, 2 lembar daun pandan, 3 sendok tepung beras, 3 sendok tepung tapioka, bubuk jelly tanpa rasa, dan air secukupnya. Daun kelor dan daun pandan dicampurkan dan dihaluskan, kemudian dicampur dengan tepung beras, tepung tapioka, dan bubuk jelly tanpa rasa. Adonan ini diaduk hingga merata dan memiliki tekstur mirip cendol.
"Melalui kolaborasi dengan ibu-ibu PKK, kami berhasil menghadirkan cendol daun kelor yang bukan hanya sehat tetapi juga lezat. Inovasi ini juga menjadi bagian dari upaya kami dalam mendukung tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya pada aspek kesehatan dan kemandirian pangan," ungkap Rinda, anggota Kelompok KKN UMD 142 Gadingan.
Cendol daun kelor ini kemudian direbus dan dihidangkan bersama larutan santan dan gula aren sesuai selera. Untuk menjaga kesegarannya, cendol daun kelor dapat disimpan dalam lemari es.
Diharapkan bahwa inovasi semacam ini dapat menjadi contoh inspiratif bagi masyarakat di daerah lain untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal menjadi produk bernilai tambah. Pemanfaatan daun kelor sebagai bahan cendol tidak hanya membuka peluang bisnis baru tetapi juga memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi masyarakat. Ini adalah langkah konkret menuju masyarakat yang lebih sehat dan berkelanjutan.