Rejosari, Kompasiana.com-Tingginya tingkat penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS di Kudus Pemerintah Desa Rejosari edukasi masyarakat melalui kegiatan sosialisasi Narkoba dan HIV/AIDS, kegiatan tersebut merupakan realisasi program kerja dari pemerintah desa yang sempat terkendala beberapa tahun terakhir karena pandemi sosialisasi dilaksanakan Kamis (24/8/2024) di aula Balai Desa Rejosari dengan narasumber  yaitu Kapolsek Dawe dan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kudus.
Agung selaku Sekretaris Desa Rejosari menyampaikan kegiatan sosialisasi Narkoba dan HIV/AIDS ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama kaum muda dan berbagai lini masa melihat kurangnya wawasan dan pengetahuan masyarakat Desa Rejosari terkait Narkoba dan HIV/AIDS. Â Kegiatan yang dihadiri Ormas, Ketua RT, Ketua RW, Karang Taruna dan ibu-ibu PKK tersebut termasuk dalam program prioritas Pemerintah Desa mulai tahun 2019 dan dilaksanakan kembali tahun 2024 ini setelah covid-19.
"dulu pada tahun 2019 sudah pernah ada, dan kita adakan lagi kegitan ini karena memang sangat penting bagi masyarkat" cakap Agung
Ia menambahkan antusiasme masyarakat cukup tinggi, maka Pemerintah Desa akan terus berkoordinasi dengan ormas, IPNU-IPPNU dan warga sekitar terutama lingkup RT RW yang berperan penuh di lingkungan masing-masing untuk tetap mengkampanyekan agar kegiatan ini tetap berjalan di setiap tahunnya.
Dilanjutkan sosialisasi HIV/AIDS yang dipaparkan oleh Eny Mardiyanti dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kudus. Menurutnya masih banyaknya stigma dan diskriminasi di masyarakat tentang HIV dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang penyakit tersebut, padahal KPA Kabupaten Kudus telah melakukan advokasi dengan semua puskesmas untuk diadakan tes gratis, dan menyediakan obat (Antiretroviral)ARV atau obat penyakit HIV.
" semakin  banyak ditemukan orang yang positif HIV semakin bagus bukan semakin parah. Karena kalau mereka ditemukan dalam kondisi sehat mereka masih dapat bekerja dan bersekolah dan dilakukan pengobatan tentunya, mereka tidak akan menularkan ke yang lain. Tapi, jika penderita tidak ditemukan dan tidak tau statusnya positif HIV ketika sakit akan menularkan ke yang lain " ujar Eny
Eny mengungkapkan  KPA Kudus juga melakukan screening pada ibu hamil dan calon pengantin agar tidak menularkan ke bayinya ataupun ke pasangannya. Adapun screening yang dilakukan KPA Kudus, juga menyoroti temuan penderita HIV yang sekarang banyak ditemukan pada kaum homoseks.
" jika dulu penularan HIV dari laki-laki kepada perempuan, karena laki-lakinya bekerja keluar kota, sekarang tidak bekerja diluar kota pun bisa terkena HIV" imbuhnya.
Dia mengaharapkan selain diadakan sosialisasi seperti ini ada praktek secara langsung seperti tes yang berkerja sama dengan puskesmas setempat agar masyarakat setidaknya ada pengalaman yang didapat.
Materi tambahan yang disampaikan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Dawe terkait sosialisasi Narkoba, Â di wilayah Dawe sudah banyak kasus narkoba maka dihimbau pada warga masyarakat untuk selalu melihat dan mawas diri terhadap keluarga dan lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H