Universitas Jember (UNEJ) sebagai lembaga pendidikan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) memiliki tujuan yang tercantum dalam Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian. Salah satu program yang dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat secara langsung adalah kegiatan Kuliah Kerja Nyata  (KKN). KKN UNEJ periode ini mengangkat tema Peduli Semeru yang dilakukan dengan penerjunan 15 kelompok di 4 (empat) desa, yaitu Desa Kloposawit, Tambahrejo, Penanggal, dan Sumbermujur yang terletak di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Kelompok 14 merupakan kelompok yang diterjunkan di Desa Kloposawit dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yaitu Dr. Eko Crys Endrayadi, S.S., M.Hum. Terdapat 4 tema yang dijalankan berupa Literasi, Kewirausahaan, Stunting dan Sanitasi Lingkungan, serta Desa Tanggap Bencana (Destana) sebagai bentuk program nyata untuk mengembangkan potensi dan meminimalisir permasalahan yang ada di desa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perangkat desa, Desa Kloposawit merupakan desa yang tidak terdampak besar akibat erupsi Semeru pada 4/12/21, hanya terdampak abu vulkanik saja. "Kloposawit tidak terdampak langsung, Mas. Dampak erupsi Semeru kemarin hanya berupa abu vulkanik saja" Jelas Alfa selaku Sekretaris Desa Kloposawit. Selain itu, berdasarkan hasil observasi terdapat permasalahan lain berupa kurangnya wawasan terhadap budaya sehat terutama pencegahan virus Covid-19 yang sedang marak dan pengetahuan tentang kebersihan lingkungan oleh anak-anak. Permasalahan tersebut dianggap penting oleh Kelompok 14 Tematik Literasi dengan membuat program kerja berupa sosialisasi-edukasi terhadap tanggap bencana erupsi gunung meletus, budaya sehat, dan hidup bersih sejak dini.
Sasaran program ini dilakukan pada anak-anak usia 6 hingga 11 tahun. Wawasan tanggap bencana terhadap erupsi maupun gunung meletus dilakukan dengan menampilkan video edukasi tentang gambaran umum proses terjadi, dampak, dan cara penyelamatan diri jika terjadi erupsi dan gunung meletus. Wawasan budaya hidup sehat dilakukan dengan menampilkan gambaran umum Covid-19, penyebab, gejala, hingga cara pencegahannya. Sedangkan wawasan budaya hidup bersih dilakukan dengan menampilkan video tentang pentingnya kebersihan lingkungan, dampak, dan cara menjaga kebersihan lingkungan.
Antusiasme anak-anak terhadap kegiatan sosialiasi dan edukasi ini menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan dari program kerja yang dilakukan oleh Kelompok 14 Tematik Literasi. Selain itu, bentuk implementasi atau penerapan dari hasil sosialisasi-edukasi ini ditunjukkan dengan ketanggapan anak-anak jika terjadi bencana berupa erupsi dan gunung meletus, budaya hidup sehat dengan kebiasaan memakai masker sebagai bentuk menjaga protokol kesehatan dari Covid-19, serta budaya hidup bersih dengan kebiasaan membuang sampah di tempat sampah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H