Jember, 13 Agustus 2024 - Dalam upaya mengurangi limbah dan meningkatkan produktivitas pertanian, mahasiswa KKN Kolaboratif 132 telah melaksanakan sebuah program inovatif di Desa Jambesari. Program ini fokus pada pengolahan limbah kulit kopi menjadi pupuk kompos dan pupuk cair yang ramah lingkungan.
Â
Menyulap Limbah Menjadi Manfaat
Kulit kopi yang sering dianggap sebagai limbah setelah pengolahan biji kopi, ternyata memiliki potensi besar. Program KKN ini memanfaatkan kulit kopi yang kaya akan senyawa organik serta kandungan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium untuk dibuat menjadi pupuk yang dapat memperbaiki kualitas tanah.
Â
Dengan sosialisasi ini, mahasiswa KKN berkolaborasi dengan warga desa untuk memperkenalkan teknik pembuatan pupuk yang sederhana namun efektif. Pelatihan ini mencakup proses fermentasi kulit kopi dan aplikasi pupuk ke tanaman, yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan meningkatkan hasil pertanian lokal.
Â
Pelatihan dan Sosialisasi di Balai Desa
Acara sosialisasi diadakan di balai desa Jambesari, dihadiri oleh petani kopi, warga desa, dan mahasiswa KKN. Para peserta mendapatkan pengetahuan praktis tentang cara membuat pupuk kompos dan cair dari kulit kopi, serta manfaat ekologis dari penggunaan pupuk organik.
Menurut Farhan, Ketua Tim KKN Kolaboratif 132, "Kami ingin mengedukasi masyarakat tentang potensi limbah kulit kopi yang sering terabaikan. Dengan memanfaatkan limbah ini, kami dapat memberikan solusi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga ekonomis bagi petani."
Antusiasme dari Warga
Para petani kopi lokal menyambut baik pelatihan ini. Bapak Haji Ris, salah seorang petani kopi, mengatakan, "Pelatihan ini sangat bermanfaat. Selain membantu kami mengelola limbah, pupuk yang dihasilkan dapat meningkatkan hasil panen dan mengurangi biaya pupuk kimia."
Â
Â
Dampak Positif bagi Pertanian
Penggunaan pupuk dari kulit kopi diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertanian di Desa Jambesari. Selain mengurangi beban sampah, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H