Survei kami pertama kali ke kantor desa pucangsongo pada 6 Juni 2024 berbincang dengan kepada Desa Pucangsongo Bapak Dodik. Beliau mengatakan bahwa "Sebagian besar masyarakat pucangsongo bermatapencaharian petani, yaitu petani bayam, sawi, dan kangkung, jadi saat panen besar-besaran harga sayur dari petani anjlok mbak, jadi banyak petani yang memilih sayurnya untuk dibuang ke sungai".Â
Masalah awal yang kami dapat juga dari situ karena kepala desa juga meminta supaya kami mahasiswa kkn kelompok 13 fia ub mencari cara supaya hal itu tidak terjadi lagi. Sehingga timbul inisiasi kami untuk membantu Desa Pucangsongo dalam mengoptimalkan panen sayurnya, dengan cara mengadakan Inisiasi Pembentukan dan Pendampingan UMKM dalam pembuatan keripik dan kerupuk sawi.Â
Disini kami memilih sawi karena ternyata panen di Desa Pucangsongo lebih banyak sayur sawi. Sebelum kami memberikan pelatihan, tentunya kami sudah melakukan trial and error selama dua minggu lamanya, mulai dari kerupuk yang tidak mau mengembang, keripik yang adonan kurang garing, dan segala macam permasalahan dapur hingga pada akhirnya kami mantap memberikan pelatihan ini dalam dua rangkaian.
Rangkaian 1 (16 Juli 2024)
Pemberian Materi Ekonomi Lokal dan Praktik Pembuatan Kerupuk Sawi
Rangkaian pertama adalah pemberian materi ekonomi lokal dan praktik pembuatan kerupuk sawi ini dimulai dengan adanya pembukaan dari MC yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Setelah itu penyampaian materi gambaran umum tentang ekonomi lokal yang disampaikan oleh Farah Fadhila selaku wakil koordinator KKN FIA UB KEL 13 Desa Pucangsongo. Kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing oleh Ibu Yuni selaku ketua RW 04 yang pernah melakukan usaha pengolahan stik sayur. Setelah sesi penyampaian materi dan sesi sharing-sharing rangkaian acara selanjutnya yaitu pembuatan adonan kerupuk sawi. Pada sesi ini ibu-ibu PKK dibagi menjadi 5 kelompok dan disediakan alat dan bahan untuk pembuatan adonan.Â
Setelah adonan dibuat oleh ibu-ibu PKK, langkah selanjutnya yaitu perebusan adonan yang dibantu oleh mahasiswa, sehingga proses ini berlangsung setelah rangkaian pertama selesai. Adonan direbus sekitar 20-30 menit, dengan dicek secara berkala adonan bagian dalamnya matang. Untuk memastikan adonan sudah matang bisa dengan membelah bulatan, jika warna sudah rata dan sama maka adonan sudah matang.
Adonan yang sudah direbus didiamkan selama semalam, hingga mengeras tiap bulatannya. Setelah itu dapat dilakukan pemotongan adonan. Pemotongan adonan yang mengeras dilakukan oleh semua teman-teman kelompok 13. Adonan dipotong bulat tipis-tipis seperti kerupuk mentah pada umumnya. Semakin tipis akan semakin baik dan cepat dalam proses penjemurannya. Adonan dipotong tipis-tipis lalu dijemur di bawah matahari selama 9 jam, semakin kering semakin baik.
Rangkaian 2 (23 Juli 2024)
Penggorengan Kerupuk dan Keripik Sawi serta Pemberian Materi Pemasaran
Setelah mahasiswa membantu dalam proses penjemuran, kerupuk yang sudah kering siap digoreng oleh masing-masing kelompok. Ibu-ibu terlihat sangat antusias selama sesi penggorengan ini, terlebih lagi saat penggorengan keripik. Setiap kelompok memiliki idealisnya sendiri seberapa kental adonan keripiknya. Sembari menunggu hasil produk yang telah digoreng, kami memberikan materi tentang pemasaran tradisional oleh Ibu Nurul sebagai pemilik usaha goreng bakso di Desa Pucangsongo, juga materi tentang pemasaran digital oleh Primordia Balqis. Terlihat selama sesi penyampaian materi pemasaran digital, ibu-ibu aktif bertanya dan berdiskusi mengenai kendala dan keinginannya supaya dapat memasarkan produknya secara online. Tidak lama, selepas materi ibu-ibu PKK kembali praktik dalam pengemasan kerupuk dan keripik sawi, serta setiap kelompok dipersilakan untuk berfoto ria bersama hasil produk yang telah dibuat bersama.