Desa Jamintoro, 19 Agustus 2024 – Di desa Jamintoro, kecamatan Sumberbaru, kabupaten Jember, mayoritas masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Dimana salah satunya adalah petani pepaya, pepaya dapat dipanen setelah 7 bulan, dan dapat dipanen setiap 2 bulan sekali setelah panen pertama kali. Besarnya potensi tersebut membuat peluang usaha pepaya di desa Jamintoro menjadi terbuka karena belum terdapat produk olahan yang memiliki nilai jual tinggi. Hal tersebut terjadi dikarenakan mayoritas petani menjual hasil panennya secara langsung berupa pepaya matang kepada para pemasok, menurut salah satu petani pepaya di desa Jamintoro. Terlebih lagi penjualan pepaya matang tergantung dengan permintaan, tanpa adanya permintaan petani tidak bisa menjualnya.
Melalui kesempatan tersebut, para mahasiswa KKN Kolaboratif 130 memberikan sosialisasi berjudul “Sosialisasi pembuatan kripay : kripik buah pepaya” kepada masyarakat sekitar khususnya para ibu-ibu pelaku UMKM dan perwakilan PKK desa Jamintoro di balai desa. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari Kelompok KKN Kolaboraitf 130 yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pepaya sekaligus meningkatkan UMKM yang ada di desa Jamintoro.
Bertempat di Balai Desa Jamintoro, Kelompok KKN Kolaboratif 130 memberikan sosialisasi mengenai 3 topik (Pengertian produk, manfaat pepaya, proses pengolahan, dan pemasarannya. Pada sesi pertama disampaikan oleh Putri Widiyanti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Islam Jember, Putri memaparkan mengenai info tentang pepaya serta potensi produk olahan pepaya yang inovatif dan kekinian.
Hal tersebut dilakukan untuk memberikan gambaran ataupun referensi kepada ibu-ibu di desa untuk membuka peluang usaha. Kemudian tidak lengkap apabila hanya pemaparan lisan saja, maka dari itu kelompok KKN kolaboratif 130 juga memberikan gambaran mengenai proses pembuatan salah satu produk inovasi pengolahan pepaya yaitu “Kripay : keripik buah pepaya”. Tidak hanya memaparkan saja, mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 130 juga memberikan sampel produk yang sudah dikemas menarik kepada tamu undangan yang hadir.
Respon positif pun hadir dari setiap tamu undangan, para mahasiswa memberikan sampel setiap varian rasa mulai dari original, balado, ayam bakar, jagung bakar dan sambal kepada setiap tamu undangan. Para tamu undangan sangat tertarik dengan rasa yang mudah diterima, pak Sanan selaku pelaku usaha UMKM berpendapat “Saya sangat tertarik mengenai produk usaha ini, karena bahan baku banyak disekitar juga karena proses pembuatan yang mudah dengan rasa yang bervariasi” ujarnya, sedangkan ibu Siti Holifah berpendapat “ Produk ini sangat enak, mudah dibuatnya dan sangat mudah didapat untuk bahannya. Tetapi produk yang dibuat anak KKN agak tidak renyah, mungkin karena kesibukannya “.
Pada tahap berikutnya, kelompok KKN Kolaboratif 130 akan melakukan sesi tanya jawab, setelahnya mahasiswa memberikan quiz dengan hadiah produk cripay dengan beberapa varian dan kupon hadiah untuk kegiatan karnaval yang akan datang. Kelompok KKN Kolaboratif 130 desa Jamintoro senantiasa mengupayakan agar produk “Cripay : keripik buah pepaya “ tersebut dapat dihasilkan secara mandiri oleh Desa Jamintoro sehingga impact kegiatan Sosialisasi pengolahan pepaya betul-betul dapat diserap oleh masyarakat desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H