Martapura Timur, Rabu (9/8/2024), mahasiswa KKN Kel. 11 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang terdiri dari 15 orang melakukan sosialisasi budikdamber di dampingi oleh DPL Bpk. Muhammad Adnan Zain, S. Pi, M.P. dan Ibu Siti Aisyah sebagai pambakal Desa Pekauman yang bertempat di Balai Pelayanan desa Pekauman.
Kegiatan ini merupakan bentuk pengenalan mengenai teknik penggabungan budidaya tanaman dan ikan dalam ember (budikdamber) sehingga dapat menjadi salah satu bentuk upaya ketahanan pangan suatu keluarga dan hal inilah yang menjadi tujuan pengadaan sosialisasi oleh makasiswa KKN-T Kel.11
Melihat dari kondisi pemukiman yang padat membuat lahan menjadi sempit sehingga tidak banyak lahan yang digunakan untuk budidaya, maka dari itu metode budikdamber menjadi pilihan yang tepat bagi warga desa pekauman.
Kegiatan sosialisasi ini kemudian dibuka oleh Ibu pambakal dan dilanjutkan oleh mahasiswa KKN-T Kel.11
KKN-T Kel. 11 memberikan edukasi mulai dari alat dan bahan yang dibutuhkan, hingga pada tahap proses pemanenan, baik tanaman maupun ikan yang telah dibudidayakan. "ikan lele menjadi pilihan yang tepat sebagai objek budidaya, karena memiliki daya tahan hidup yang baik dibanding ikan yang lain" ujar Zainul Arifin mahasiswa akuakultur, saat sosialisasi budikdamber. Sepia Nandia Wati dari program studi yang sama juga menjelaskan "tanaman yang cocok dibudidayakan adalah kangkung, karena memiliki waktu panen yang lebih singkat."
Kedua mahasiswa dari sosial ekonomi perikanan (SEP), Intan Mariana Limbong dan Muhammad Riyadh Saidi juga menjelaskan bagaimana peluang usaha yang di dapat dari metode ini "hasil dari budidaya ini tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan pribadi, melainkan dapat juga menjadi salah satu pemasukan sampingan karena biaya nya yang relatif lebih murah dibandingan dengan metode pembudidayaan lain." di kutip saat sosialisasi budikdamber Rabu (9/8/2024).
Tidak hanya itu, mahasiswa dari managemen sumber daya perairan (MSP) juga menjelaskan bagaimana pemeliharaan metode ini "airnya bisa diganti 10-14 hari sekali atau bisa juga menyesuaikan dengan kondisi air yang ada" jelas Laili Munada. Muhammad Akmal Farisi juga menambahkan "netpotnya juga harus dibersikan ya, jangan lupa juga untuk memperhatikan sinar matahari nya".