Baglog yang telah padat dan diberi cincin kemudian masuk ke dalam tong besar untuk dilakukannya proses steam (perebusan). Proses steam ini dilakukan selama 6 jam pada suhu 70C.
Setelah proses steam selesai dilakukan, proses pembuatan baglog telah selesai dilakukan namun belum siap untuk disemai bibit jamur. Baglog yang masih panas tidak akan menjadi media tanam yang ideal karena suhu panas tadi justru akan mematikan jamur yang disemai. Baglog terlebih dahulu didinginkan hingga suhu baglog sama dengan suhu ruangan.
Pada hari Sabtu, (4/6) Bapak Doni bersama dengan kelompok 117 melaksanakan proses penyemaian bibit jamur. Selain bibit jamur dan baglog, adapun alat dan bahan yang diperlukan yaitu, kertas, karet gelang dan alkohol.Â
Sebelum disemai, bibit jamur, baglog, serta alat dan bahan yang akan dipakai terlebih dahulu disterilkan untuk menghindari adanya kontaminasi yang berujung pada kegagalan pertumbuhan jamur.Â
Setelah proses penyemaian bibit jamur ini selesai dilakukan, baglog yang telah diisi dengan bibit jamur dibiarkan selama kurang lebih satu bulan hingga miselium menyebar ke seluruh baglog. Setelah seluruh baglog diselimuti dengan miselium, jamur tiram akan dengan sendirinya muncul keluar dari cincin baglog.Â
Selama proses menunggu miselium menyelimuti seluruh baglog, kelembaban kumbung tempat budidaya jamur perlu untuk dijaga. Dari hari pertama jamur tiram mulai tumbuh dibutuhkan waktu sekitar 1 hingga 2 minggu dan jamur tiram siap untuk dipanen.
"Baglog memiliki usia atau masa pakai selama kurang lebih 5 bulan sebelum akhirnya perlu untuk diganti karena nutrisi dalam baglog sudah tidak ideal untuk pertumbuhan jamur."
Selain pendampingan kepada UMKM Dunia Jamur, kelompok 117 juga mendapatkan ilmu dan nasihat dari Bapak Doni selaku wirausahawan dan pemilik UMKM Dunia Jamur.Â