Â
    Universitas Jember memiliki salah satu program yaitu pengabdian kepada masyarakat desa yang disebut dengan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Program KKN tersebut dikenal sebagai  UMD (UNEJ Membangun Desa) yang dilaksanakan secara langsung dengan beberapa tema yaitu Desa Sehat dan Bebas Stunting, Desa Mandiri Pangan, Desa Wisata atau Desa Tanggap Budaya, Desa Mandiri Ekonomi Melalui Wirausaha, Desa Tanggap Pendidikan Melalui Literasi, Desa Peduli Lingkungan dan Energi Terbarukan. Program KKN UMD bertempat di beberapa Kabupaten yaitu Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dan Banyuwangi, yang dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2024 sampai 23 Agustus 2024 untuk wilayah luar Kabupaten Jember.
    Salah satu lokasi di Kabupaten Bondowoso yang dijadikan tempat untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Jember adalah Kecamatan Pujer. Di kecamatan ini, mahasiswa KKN dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing ditempatkan di Desa Alas Sumur, Desa Maskuning Kulon, Desa Maskuning Wetan, dan Desa Mengok. Kelompok KKN 117 beserta dengan 3 kelompok lainnya di Kecamatan Pujer yang didampingi oleh Ibu Suyani Indriastuti, S.Sos., M.Si., Ph.D dan Ibu Emi Zulaika, S.H., M.H. sebagai Dosen Pembimbing Lapangan dan diterima dengan baik oleh Bapak Ali Djunaedy, S.Sos., selaku Camat Pujer. Dalam sambutannya, Bapak Ali mengungkapkan masalah utama di Kecamatan Pujer yaitu tingginya angka kasus stunting dan kebiasaan Mandi, Cuci, Kakus (MCK) sembarangan di sungai.
    Kelompok KKN 117 yang beranggotakan 12 orang ditempatkan di Desa Maskuning Wetan. Desa Maskuning Wetan terletak di Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Desa ini terbagi menjadi lima dusun, meliputi: Dusun Krajan, Dusun Gunung, Dusun Jurang Dalam Barat, Jurang Dalam Timur, dan Dusun Krajan Pasar. Secara geografis, Desa Maskuning Wetan berbatasan langsung dengan beberapa wilayah desa lainnya.Â
Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Maskuning Kulon, di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sukowono, sedangkan di sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Desa Tlogosari, Kecamatan Patemon. Potensi utama Desa Maskuning Wetan terletak pada sektor pertanian.Â
Tanah yang subur dan iklim yang mendukung memungkinkan desa ini menjadi penghasil berbagai komoditas pertanian seperti padi, jagung, tembakau, cabai rawit, dan edamame. Selain itu, desa ini juga penghasil buah-buahan, seperti alpukat dan durian pada musim kemarau.
     Desa Maskuning Wetan saat ini memiliki berbagai permasalahan kesehatan dan kebersihan lingkungan yang dihadapinya. Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 117 dari Universitas Jember telah merancang program kerja bertema "Desa Sehat dan Bebas Stunting." Program kerja ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang terjadi di desa Maskuning Wetan. Berdasarkan pendapat dari Sekretaris Desa, Bapak Sufiyono, sekaligus survei yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN kelompok 117, Desa Maskuning Wetan memiliki permasalahan utama yaitu rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat, seperti masih banyaknya warga yang melakukan aktivitas MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di sungai.Â
Selain itu, terdapat permasalahan pada pengelolaan sampah dan sanitasi yang kurang optimal. Program kerja yang dilakukan berfokus pada sosialisasi atau pemberian edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya kesadaran akan lingkungan yang bersih dan sehat. Implementasi program dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan polindes. Kegiatan yang dilaksanakan mencakup sosialisasi tentang kesehatan lingkungan pada masyarakat. Selain kepada masyarakat, target sasaran sosialisasi oleh kelompok KKN 117 juga mencakup siswa-siswi SD di Desa Maskuning Wetan.
     Dengan adanya program kerja ini, diharapkan Desa Maskuning Wetan dapat mengalami peningkatan kesadaran dalam hal kesehatan dan kebersihan lingkungan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat desa serta menjadi contoh bagi desa lain dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih sehat serta. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk membangun desa yang lebih sadar akan pentingnya kesehatan dan kebersihan sebagai fondasi utama dalam pembangunan desa yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya