Mohon tunggu...
KKN 115 Sidomulyo
KKN 115 Sidomulyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN Universitas Jember (UNEJ) Periode II TA 2021/2022

Blog ini digunakan sebagai media untuk publikasi kegiatan KKN Kelompok 115 selama di Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Stunting: Mahasiswa KKN Desa Sidomulyo Menerapkan NSK Saat Penyuluhan Peduli Stunting

7 Agustus 2022   14:12 Diperbarui: 3 September 2022   18:30 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat, 5 Agustus 2022, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember telah melakukan penyuluhan mengenai kasus stunting yang terjadi di Dusun Pucu'an, Desa Sidomulyo, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember. Penyuluhan dilakukan dengan konsep terjun lapang ke rumah anak penderita stunting dengan didampingi oleh Kader Kesehatan Desa Sidomulyo. Tindakan tersebut dilakukan untuk mengatasi kondisi stunting anak dan memberikan pengetahuan kepada orang tua selaku subjek utama yang berperan dalam menjaga tumbuh kembang anak.

Menurut data yang tertera pada KEMENDAGRI Tahun 2021, menunjukkan data sebaran anak penderita stunting di Desa Sidomulyo sebanyak tiga belas orang. Mengacu pada data tersebut, mahasiswa hanya dapat menjangkau dan melakukan penyuluhan pada dua anak. Sesuai dengan hasil wawancara terhadap orang tua dan Kader Kkesehatan, bahwa anak yang pertama mengalami berat badan lahir kurang atau BBLR. Kasus pada anak yang pertama dapat dikatakan sebagai anak dengan BBLR, karena berat badan lahir nya adalah 1900 gram. Sama hal nya dengan kasus pada anak yang kedua juga mengalami BBLR, dengan berat lahir 1800 gram. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya stunting pada anak.

Selain itu, faktor penyebab stunting pada anak tersebut yaitu pola asuh yang kurang baik. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan orang tua mengenai pola asuh anak yang masih kurang. Contoh dari pola asuh yang kurang baik ini seperti kurangnya perhatian orang tua dalam memantau atau memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Kurang menjaga sanitasi dan personal hygiene anak dan lain sebagainya. "Salah satu anak yang mengalami stunting tersebut kurangnya perhatian orang tua dalam memenuhi nutrisi anak. Jadi, anak tersebut lebih sering makan cemilan di warung dari pada makan nasi dan sayur-sayuran," ungkap salah satu anggota Kader Kesehatan Desa Sidomulyo.

Adanya persoalan di atas, dapat dikatakan bahwa edukasi pola asuh orang tua sangat dibutuhkan dalam menanggulangi kejadian stunting pada anak. Berdasarkan kasus yang terjadi, dalam upaya penanganan stunting, mahasiswa KKN melakukan penyuluhan pada orang tua yang memiliki anak dengan kondisi stunting. Isi dari penyuluhan tersebut yaitu cara mengatasi stunting dengan menerapkan NSK (Nutrisi, Sanitasi, dan Konsultasi). Aspek yang pertama yaitu mengenai pemenuhan nutrisi anak. Anak memiliki fase sulit untuk makan dan memilih-milih makanan, atau yang sering disebut dengan (picky eaters). Hal ini merupakan suatu tantangan orang tua dalam memperhatikan pemenuhan nutrisi anak.

Beberapa cara mangatasi picky eaters pada anak yaitu dapat memberikan variasi sayuran dan buah-buahan setiap harinya, kemudian dapat memberikan makanan yang unik seperti makanan yang dibentuk hewan atau animasi kartun. Hal yang kedua yaitu mengenai sanitasi dan personal hygiene yang baik. Sanitasi dan personal hygiene berperan dalam menentukan kesehatan pada suatu komunitas. Sanitasi dan personal hygiene keluarga yang baik akan mencipkan keluarga yang baik pula. Sebaliknya, sanitasi dan personal hygiene yang buruk akan menimbulkan berbagai penyebaran penyakit. Hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan kejadian stunting. Aspek yang terakhir yaitu konsultasi pada pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan. Konsultasi kesehatan anak dapat dilakukan dengan cara rutin datang ke Puskesmas, Posyandu, maupun di pusat pelayanan kesehatan yang lainnya, hal tersebut sangat penting dilakukan oleh setiap orang tua. Selain itu, orang tua juga dapat memonitor tumbuh kembang anak. Tenaga kesehatan dapat memberikan berbagai saran yang terbaik mengenai tumbuh kembang anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun