Mohon tunggu...
kkn115 pondokdalem
kkn115 pondokdalem Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember, Universitas Islam Jember, Institut Teknologi dan Sains Mandala

KKN Kolaboratif 115 Pondokdalem, Semboro, Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN-K Kelompok 115: Penerjunan Peserta KKN Kolaboratif 2023 untuk Mewujudkan SDGs Desa Pondokdalem

19 Juli 2023   22:15 Diperbarui: 19 Juli 2023   22:44 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Pelepasan Peserta KKN Kolaboratif/Dokpri

Jember - Senin, 17 Juli 2023 telah dilaksanakan penerjunan sebanyak 3.500 peserta KKN Kolaboratif ke-2 yang berasal dari 18 perguruan tinggi, diantaranya 16 perguruan tinggi Jember, 1 perguruan tinggi Malang, dan 1 perguruan tinggi Surabaya yang tersebar di berbagai desa di Kabupaten Jember, salah satunya desa Pondokdalem, Kecamatan Semboro. Dalam acara penerjunan KKN-K ini dihadiri oleh bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto, S.T., IPU beserta Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemendikbudristek RI, Prof. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr.

Kegiatan KKN dilaksanakan selama 40 hari dengan harapan mahasiswa dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan SDGs di desa masing-masing. SDGs (Sustainable Development Goals) merupakan serangkaian tujuan yang dibuat sebagai pedoman bagi seluruh warga anggota untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan fokus pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Program ini diadopsi oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015.

Gambar 2. Foto Bersama DPL dan Mahasiswa/Dokpri
Gambar 2. Foto Bersama DPL dan Mahasiswa/Dokpri

Menurut koordinator desa kelompok 115 yang ditempatkan di desa Pondokdalem, Naila Ilmi Amaliya, menjelaskan bahwa desa Pondokdalem adalah sebuah desa yang berlokasi di pinggiran kota yang memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan ekonomi lokal melalui usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) seperti produksi tape dan pande besi. Namun, dalam perjalanannya, UMKM di desa ini sering menghadapi tantangan di bidang pemasaran sehingga produk yang dihasilkan kurang dikenal oleh masyarakat luar desa.

Dengan potensi dan permasalahan yang dimiliki oleh desa Pondokdalem maka proyeksi program kerja yang dirancang oleh kelompok 115 menggunakan rancangan BMC yang berfokus pada pendampingan dan memberikan bantuan kepada pelaku usaha terkait dengan digital marketing. BMC (Business Model Canvas) menjadi alternatif dalam pemetaan program kerja untuk menyelesaikan permasalahan dan mengembangkan potensi desa yang terkait. Metode BMC dipilih karena memiliki spesifikasi dan keunggulan yang bisa diaplikasikan untuk segala aspek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun