Genap 1 minggu mahasiswa KKN 07 Tegalwaru telah melaksanakan kegiatan KKN di Desa Tegalwaru. Beberapa program kerja telah dilaksanakan. Tentunya di minggu kedua ini kami akan mengeksekusi program kerja yang telah kami rencanakan. Salah satunya di bidang literasi. Literasi mencakup kemampuan untuk mendengar, berbicara, membaca, dan menulis dengan cara yang memungkinkan seseorang untuk bisa berkomunikasi secara efektif. Oleh karena itu, kita semua sepakat bahwa kemampuan literasi adalah kemampuan yang sangat penting bagi setiap orang untuk kemajuan dalam kehidupan sehari -- hari.Â
Menurut data Indeks Aktivitas Literasi Membaca 34 Provinsi yang dikeluarkan Kemdikbud, sebanyak 24 provinsi atau 71% masuk dalam kategori aktivitas literasi rendah. Data ini membuktikan bahwa masyarakat khususnya siswa sudah mampu membaca, namun tidak dapat memahami pesan dan konteks yang ada dalam teks. Selain itu, mereka juga masih kesulitan untuk menjawab pertanyaan berdasarkan informasi yang disajikan dalam bahan bacaan. Karena itulah, kemampuan literasi harus ditingkatkan.
Dalam kesempatan untuk berdampak langsung kepada masyarakat, kami memiliki sasaran yaitu santri di Pondok Pesantren Sirojul Ulum, Desa Tegalwaru. Kami sadar bahwa agar program kerja yang akan kami laksanakan tepat guna dan tepat sasaran, kami harus mengobservasi kondisi yang ada di lapangan. Maka dari itu, sebelum menjalankan program kerja, kami berkunjung ke Pondok Pesantren Sirojul Ulum untuk mengobservasi kondisi disana. Kami bertemu dengan Kepala Pondok dan berbincang mengenai maksud dan tujuan kami. Kami juga memberikan beberapa pertanyaan sebagai data awal untuk mengukur kompetensi santri mengenai literasi.
Di PP Sirojul Ulum, terdapat 70 santri dengan rentang usia 10 -- 22 tahun. Sebagian besar dari mereka masih mengenyam pendidikan formal yaitu MI, MTs dan MA. Sedangkan sebagian kecil sisanya sudah lulus dari pendidikan formal.
Kami mendapat kesempatan untuk bertemu langsung dengan santri. Dalam kesempatan itu, kami berkenalan dan saling bercerita kegiatan masing -- masing. Dari perkenalan tersebut, kami peroleh informasi bahwa belum ada kegiatan rutin santri untuk membaca bacaan diluar materi yang diajarkan pondok.Â
Santri yang sedang mengenyam pendidikan formal, mendapat bahan bacaan dari sekolahnya. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa literasi belum menjadi budaya di PP Sirojul Ulum. Akan tetapi, beberapa santri telah mampu menulis yang sumbernya berasal dari kitab atau kajian -- kajian pengajar di Pondok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H