Â
Stunting merupakan salah satu kondisi kurang gizi yang terjadi pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Kondisi ini biasa terjadi mulai bayi dalam kandungan hingga masa awal bayi lahir. Stunting mulai terlihat saat anak berumur 2 tahun. Anak yang mengalami stunting tumbuh lebih lambat dibanding dengan rata-rata anak seusianya. Stunting termasuk kondisi kekurangan gizi yang memiliki sifat kronis. Terjadinya stunting disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor karakteristik anak, faktor sosial ekonomi, serta asupan energi dan zat gizi yang tidak memadai. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, balita yang mengalami stunting mencapai angka 37,2%. Anak yang menderita kekurangan gizi akan lebih mudah terserang penyakit serta postur tubuhnya yang tidak maksimal. Penderita memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah dibanding dengan orang sehat pada umumnya, hal ini dapat berdampak pada kerugian ekonomi jangka panjang bagi negara.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya stunting yaitu  praktek pengasuhan yang kurang baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses keluarga terhadap makanan bergizi, serta kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember pada tahun 2019 tercatat 37,94 persen kasus stunting yang ada di Kabupaten Jember. Pada tahun 2021 kasus stunting mengalami penurunan menjadi 11,47 persen. Hal tersebut disebabkan oleh pendidikan ibu, pendapat keluarga, pengetahuan ibu mengenai gizi, pemberian ASI eksklusif, umur pemberian MP-ASI, tingkat kecukupan zink, tingkat kecukupan zat besi, riwayat penyakit infeksi serta faktor genetik orang tua, namun untuk tingkat kecukupan protein dan kalsium di wilayah pedesaan menunjukkan hubungan yang signifakan, faktor paling  memengaruhi terjadinya stunting pada anak balita yaitu tingkat kecukupan zink.
      Angka stunting di Desa Kepanjen cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka stunting di desa lain se-Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember yaitu sebanyak 94 Jiwa. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu kader posyandu di Desa Kepanjen hal tesebut kemungkinan besar disebabkan karena kesalahan pengukuran. Pemantauan pertumbuhan anak dilakukan pada setiap posyandu dengan mengukur tinggi serta berat badan anak. Pengukuran tersebut memiliki kendala yaitu kurangnya alat ukur yang bersifat akurat. Pengukuran tinggi badan hanya menggunakan meteran baju sederhana yang tingkat keakuratannya sangat rendah jika dibanding  stadiometer yang dipasang di dinding. Kondisi ini menyebabkan hasil pengukuran yang tidak sesuai dengan tinggi anak sebenarnya sehingga anak tersebut disimpulkan mengalami stunting.
Stunting dapat dicegah dengan beberapa cara diantaranya yaitu dengan pemenuhan gizi untuk ibu hamil, pemberian ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan pemberian MPASI dengan jumlah dan kualitas yang cukup. Upaya pencegahan selanjutnya yaitu dengan pemantauan pertumbuhan anak secara rutin setiap posyandu, serta meningkatkan akses air bersih dan sanitasi. Program yang akan dilakukan oleh mahasiswa KKN Unej di Desa Kepanjen adalah sosialisasi mengenai stunting dengan pemateri dari bidan setempat. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh para kader posyandu se-Desa Kepanjen.
Daun kelor dikenal sebagai tanaman multiguna yang bernutrisi dan berkhasiat. Nutrisi yang terkandung dalam daun kelor dapat bermanfaat untuk pertumbuhan bayi dan balita. Berdasarkan riset dihasilkan bahwa nutrisi daun kelor dapat menambah tinggi badan sebesar 0,342 cm. Daun kelor memiliki kandungan berupa vitamin, karbohidrat, zat besi, kalium, kalsium, folat dan protein yang memiliki banyak manfaat antara lain meningkatkan kekebalan tubuh, mencerdaskan otak, mencegah penyakit infeksi dan masih banyak lagi. Tidak kalah bernutrisi, tahu kaya akan protein dan bebas kolesterol. Kualitas potein pada tahu hampir sama dengan daging dan susu. Setiap 100 gram tahu mengandung energi, air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu, kalsium, besi, vitamin, dan niacin. Kandungan protein yang tinggi dapat memenuhi 18% kebutuhan protein dalam tubuh. Â Program pembuatan pudding kelor dan pudding tahu ini diharapkan mampu menambah informasi dan wawasan kepada masyarakat Desa Kepanjen mengenai sayuran daun kelor dan tahu yang bermanfaat untuk mencegah stunting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H