Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF 005
KKN KOLABORATIF 005 Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

KKN KOLABORATIF DESA KEPANJEN KELOMPOK 005

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mahasiswa KKN 005 Kepanjen Berpartisipasi dalam Pembuatan Terasi Udang Reket Khas Desa Kepanjen

20 Agustus 2023   09:57 Diperbarui: 20 Agustus 2023   10:00 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Mahasiswa KKN 005 dengan salah satu produsen terasi reket di Desa Kepanjen (Dokpri)

Setiap desa di berbagai daerah di Indonesia memiliki produk unggulannya masing-masing. Misalnya Desa Jabung di Malang, Jawa Timur yang berpotensi besar menjadi desa penghasil devisa. Mulai dari produk berupa pakan sapi, gula merah, hingga produk susu sapi perah. Dilansir dari Jawa Pos.com. ketiga produk tersebut menjadi produk unggulan yang dapat dieskpor. Pada penjualan susu "JAB Milk Desa Jabung" mencapai Rp350 juta per bulan. Sedangkan, di desa lainnya, Desa Senduro, Lumajang, Jawa Timur terdapat produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti makanan dan minuman olahan, kerajianan tangan, pernak-pernik, batik tulis, baju, hasil pertanian hidroponik, olahan susu kambing, dan lain sebagainya. Meskipun, berbagai produk khas Desa Senduro di atas masih memiliki kendala dalam memperkenalkan kepada Masyarakat secara luas, namun persoalan tersebut telah coba diatasi dengan mengadakan pameran UMKM. Produk-produk unggulan dari kedua desa sebelumnya menunjukkan bahwa setiap desa memiliki potensinya masing-masing untuk terus dikembangkan dan menjadi sumber pendapatan.

Termasuk Desa Kepanjen, salah satu desa di Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember yang memiliki beberapa produk hasil karya penduduk. Produk-produk tersebut seperti gula merah, keripik gadung, kerajinan berupa tas dari tali kor, dan terasi reket. Namun, produk gula merah sudah berhenti berproduksi sejak 2 tahun yang lalu. Berdasarkan hasil wawancara salah satu produsen hal ini dikarenakan stamina penjual sudah mulai menurun, sehingga menyudahi produksi gula merah. Selanjutnya, keripik gadung yang berdasarkan narasumber mengatakan proses produksi hanya dilakukan saat musim penghujan. Juga, produksi kerajinan tas dari tali kor yang sudah tidak berproduksi sejak terjadinya wabah Covid-19. Yang terakhir, terasi reket menjadi satu-satunya produk yang produksinya masih berkelanjutan di desa yang bertempat di paling selatan Jember.

Terasi reket yang menjadi produk unggulan Desa Kepanjen ini berbeda dengan terasi pada umumnya. Terasi khas Desa Kepanjen ini berbahan dasar udang reket; udang kecil yang berasal dari laut di daerah Kepanjen. Selain itu, cara pengolahan terasi ini berbeda dengan terasi lainnya.  Pada umumnya, terasi memiliki jangka waktu kadaluarsa yang kurang lama dan memiliki bahan dasar yang cukup banyak. Tetapi, terasi reket ini cukup menggunakan bahan utama udang. Dari sisi pengemasan terasi ini juga berbeda apabila dibandingkan dengan terasi lainnya. Produk terasi ini menggunakan bungkus yang ramah lingkungan, yaitu menggunakan daun pisang yang di ikat dengan tali rafia. Fungsi dari tali rafia adalah agar terasi dapat digantung. Terasi yang semakin lama digantung, maka semakin menambah citarasa dan waktu simpannya dapat lebih lama. Terasi ini menjadi pilihan masyarakat sekitar desa dan luar daerah. Berdasarkan pernyataan Ibu Romlah, salah satu produsen terasi reket Desa Kepanjen, menyampaikan bahwa terasi reket ini sudah menjangkau pasar di beberapa daerah di Kalimantan.

Mahasiswa-mahasiswi KKN 005 yang ada di Desa Kepanjen memiliki tujuan memperkenalkan produk khas desa kepada publik yang lebih luas. Caranya adalah dengan membawa produk tersebut ke expo atau pameran selepas pelaksanaan KKN di Kota Jember. Syarat produk yang dibawa oleh mahasiswa KKN, yaitu berasal langsung dari berbagai potensi yang ada di desa. Oleh kerena itu, seluruh anggota kelompok KKN 005 menjadikan terasi reket sebagai produk yang akan dipamerkan di expo.

Mahasiswa KKN sedang melakukan salah satu proses pembuatan terasi (Dokpri)
Mahasiswa KKN sedang melakukan salah satu proses pembuatan terasi (Dokpri)

Pada Kamis, 17 Agustus 2023, Mahasiswa KKN 005 berkunjung ke tempat pengolahan terasi reket yang berada di salah satu dusun di Kepanjen, yaitu Dusun Panggul Melati. Disana, Mahasiswa KKN berpartisipasi dalam pengolahan terasi reket. Para mahasiswa KKN 005 turut berpartisipasi dalam proses awal hingga akhir pembuatan terasi. Berawal dari pengayakan udang reket yang telah dijemur selama kurang lebih dua sampai dengan tiga hari tergantung cuaca. Kemudian, udang reket yang telah kering ditumbuk. Selanjutnya, udang reket yang halus dicampur dengan garam dan air asam jawa. Setelah itu, adonan campuran tersebut digumpalkan lagi dengan cara ditumbuk. Terakhir, terasi yang telah siap di bungkus menggunakan daun pisang.

Dengan mengetahui proses pembuatan terasi reket dari awal sampai dengan akhir, mahasiswa KKN diharapkan mampu mencapai tujuan awal yang dibawa. Sehingga, terasi reket khas Desa Kepanjen dapat semakin dikenal dan meraup pasar konsumen yang lebih luas.

Mahasiswa KKN melakukan proses pengemasan setelah terasi reket berhasil dibuat (Dokpri)
Mahasiswa KKN melakukan proses pengemasan setelah terasi reket berhasil dibuat (Dokpri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun