Stunting menjadi isu nasional di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), menghasilkan angka stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada tahun 2022.Â
Angka ini masih cukup tinggi apabila didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yang menyampaikan bahwa angka prevalensi stunting suatu negara harus kurang dari 20%.Â
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan dalam Sosialisasi Kebijakan Intervensi Percepatan Penurunan Stunting tahun 2023 di Jakarta bahwa, "jangan biarkan anak-anak sampai terkena stunting. Begitu diketahui berat badan naik itu sudah harus diintervensi."
Salah satu daerah di Indonesia yang memikul isu stunting adalah Jember. Di tahun 2019, data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember mencatat bahwa terdapat sebanyak 37,94% kasus stunting.Â
Data yang terbaru dalam hasil timbang bulan penimbangan pertama pada Februari menghasilkan angka stunting 7,38% di Jember. Bupati Jember, Hendy Siswanto, mengatakan beberapa kendala yang dihadapi selama menangani isu stunting, diantaranya belum terdapat kesepahaman di antara para stakeholder, sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar, serta kualitas SDM kader posyandu yang masih terbatas.
Desa Kepanjen, desa di Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember menjadi desa yang masih memiliki kasus stunting pada balita. Berdasarkan data bulan Februari 2023 dari kurang lebih 9 posyandu terdapat 47 balita yang terkena stunting. Angka ini dapat dikategorikan tinggi, seperti halnya di Desa Mayangan yang mencapai 60 balita.
Langkah yang dapat diambil sebagai upaya mengatasi angka stunting adalah dengan sosialisasi serta pemberian makanan bergizi. Kegiatan sosialisasi merupakan sebuah proses memindahkan ide dan atau gagasan dari masyarakat kepada individu. Gagasan yang dipaparkan akan membentuk perilaku individu sesuai dengan tuntutan dari masyarakat. Di sisi lain, pemberian makanan bergizi bermanfaat untuk acuan ibu balita terkait makanan dengan gizi cukup.
Lima belas mahasiswa yang tergabung dalam KKN Kolaboratif di Desa Kepanjen menjadikan stunting sebagai program kerja utama. Program kerja ini direalisasikan melalui sosialisasi dan pembagian makanan bergizi. Lokasi yang dipilih yaitu Posyandu Salak 48 yang mana memiliki angka stunting tertinggi di Desa Kepanjen sebesar 15 balita.
Acara sosialisasi tersebut bertajuk, "Sosialisasi Pencegahan Stunting dan Pemberian Makanan Bergizi". Acara ini berlangsung pada Rabu, 2 Agustus 2023 pukul 08.30. Dihadiri oleh sekitar 38 orang termasuk di dalamnya ibu dan balita. Sosialisasi diawali dengan sambutan-sambutan; dari perwakilan mahasiswa KKN dan Ibu Pengganti Jabatan (PJ) Kepala Desa, Nur Setyaningsih.Â