Mohon tunggu...
KKNDR KELOMPOK2 IAIN SAMARINDA
KKNDR KELOMPOK2 IAIN SAMARINDA Mohon Tunggu... Lainnya - KKN-DR 2020

IAIN SAMARINDA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Islam di Negeri Ber-Mayoritas (Non Muslim)

27 Juli 2020   17:56 Diperbarui: 27 Juli 2020   18:03 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi tantangan bagi umat muslim, ketika menyebarkan ajaran Islam di tengah - tengah masyarakat yang pluralitas seperti di tengah - tengah masyarakat Indonesia khususnya yang setiap langkahnya selalu mengalami perubahan. Adapun kondisi masyarakat Islam di Indonesia pada era modern saat ini sering kali mengalami ketegangan - ketegangan di antara sesama umat Islam sendiri seperti konflik antar kelompok muslim, antar kelompok yang dianggap radikal dengan kelompok yang masih menganggap dirinya pribumi atau kelompok Islam murni. Ketegangan di kalangan muslim pada dasarnya merupakan salah satu reaksi terhadap modernisasi.

Setiap individu dapat mengartikan modernisasi sesuai dengan opini nya masing -- masing dan sesuai pemahamannya, seperti salah satu pendapat tokoh bernama Koentjaraningrat, modernisasi adalah usaha hidup sesuai dengan zaman dan keadaan dunia sekarang. Begitupun pendapat lain mengatakan bahwa modernisasi merupakan produk barat yang memaksakan peradaban barat terhadap dunia muslim lebih dari itu adalah untuk menyingkirkan pengaruh Islam dari berbagai aspek kehidupan, karena modernisasi hanya akan menghasilkan sekularisasi dan sekularisme.

Segala sesuatu tentunya ketika datang sebuah pembaharuan atau sesuatu yang membawa pada perubahan perkembangan zaman yang mejadi lebih memudahkan manusia tentunya dalam kehidupan sehari -- hari jika dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan maka dirasa tidaklah mengapa asalkan mampu tetap pada ajaran agama islam yang benar dan selama itu tidak melenceng dari ajaran yang seharusnya. Sehingga jika mampu membawanya kepada hal yang bernilai positif maka modernisasi tersebut akan mampu kita manfaatkan dalam kehidupan dan dapat memudahkan dalam aktivitas manusia.

Namun istilan modernisasi islam di kalangan umat muslim terdengar kurang tepat untuk itu dalam mengatakan modernisasi kaum muslimin lebih suka menyebutnya prinsip -- prinsip modern yang membawa pada pembaharuan islam di banding menyebutnya dengan modernisasi islam. Mengingat saat ini kebanyakan modernisasi itu datang dari barat dan tentunya tidak semua yang berasal dari barat mampu diterima begitu saja oleh umat muslim khususnya di Indonesia.

Berbeda Negara berbeda pula bagaimana masyarakatnya dalam menghadapi modernisasi. Melihat bagaimana Negara bermayoritas non muslim hidup berdampingan dengan mereka yang beragama muslim atau minoritas dapat hidup tanpa adanya ketegangan -- ketegangan atau konflik tentu terlihat menyengkan untuk dibahas. Salah satunya di sebuah Negara bermayoritas non muslim, Ya, sebut saja Korsel (Korea Selatan) siapa yang tidak tau Negara yang sangat terkenal dengan budaya pop nya yang sangat mendunia, mulai dari anak -- anak,kaula muda, bahkan orang tua juga.

Korea selatan menjadi Negara yang ingin dikunjungi khususnya kebanyakan oleh para kaula muda semenjak budaya pop, drama, dan budaya di sana menjadi tontonan mereka saat ini. Bertambahnya pendatang membawa juga banyak perubahan seperti kehidupan beragama yang ikut berkembang termasuk islam. "Khususnya salah satu siar islam disana oleh Warga Negara Indonesia yang tinggal di salah satu tempat disana bernama Changwon, Korea Selatan. Yaitu masjid permanen pertama yang dibangun WNI di Negara Korea dengan nama "Sayyidina Bilal", yang menjadi masjid satu -- satunya yang berada di changwon pada saat itu, serta menyelenggarakan shalat berjamaah.

Yang melaksankan shalat disanapun beragam mulai dari makmum hingga imamnya, bahkan salah satu imam masjid tersebut adalah Warga Negara Korea yang mualaf sejak 20 tahun lalu. Masjid ini resmi berdiri tahun 2011 seluruhnya merupakan hasil urunan tenaga kerja Indonesia yang tinggal di korea." (Pungkas. Haryono pria asal solo yang menjabat sebagai takmir masjid di masjid sayyidina bilal). Tak jarang banyaknya kegiatan dimasjid terkadang mendapatkan complain dari masyarakat sekitar " kataya berisik ketika subuh azan menggunakan mic " namun caranya menyikapi hal -- hal seperti ini setiap hari minggu pengurus-pengurus masjid mengadakan bersih-bersih di sekitar halaman masjid dan juga sekitar rumah warga. Dan Alhamdulillah saat ini untuk azan atau apapun warga tidak mempermasalahkannya lagi.

Dari cerita tadi bisa diambil garis besar bahwa sebuah perubahan yang mampu di atasi dengan hal yang bernilai positif maka tentu akan menghasilkan hal yang bernilai manfaat bagi banyak orang.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun