Ni Wayan Wartini selaku guru non-muslim disana mengatakan bahwa selama mereka mengajar tidak pernah ada diskriminasi dari para pengajar muslim ataupun dengan santrinya. Mereka saling menghargai serta berinteraksi dengan biasa.Â
Salah satu bentuk toleransi yang diterapkan adalah ketika hari raya Islam atau acara keagamaan Islam guru yang non-muslim juga libur selayaknya guru yang lain dan terkadang hadir untuk membantu, begitu juga sebaliknya jika terdapat hari-hari besar Hindu mereka mendapat jatah libur mereka.
H. Ketut Imaduddin Jamal selaku Ketua Yayasan mengatan bahwa hadirnya pesantren ini bertujuan untuk membentuk generasi yang sekarang dan yang akan datang dengan penguatan karakter Islam. Â Serta menunjakkan bahwa Islam sebagai Rahmatan lil alamin melalui berbagai kegiatan aktivitas pengabdian kepada masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H