Mohon tunggu...
KKNDR KELOMPOK2 IAIN SAMARINDA
KKNDR KELOMPOK2 IAIN SAMARINDA Mohon Tunggu... Lainnya - KKN-DR 2020

IAIN SAMARINDA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi Antar Umat Beragama di Pondok Pesantren Bali

25 Juli 2020   16:35 Diperbarui: 25 Juli 2020   16:26 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan negara multikultural yang memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa, warna kulit, serta agama. Dengan adanya berbagai macam perbedaan justru membuat masyarakat belajar serta memahami arti sebuah toleransi. Masyarakat belajar bagaimana hidup berdampingan ditengah berbagai macam perbedaan. Di Indonesia semua masyarakatnya diberi kebebasan untuk menganut agama yang di yakininya dan  mereka diberi kebebasan dalam menjalankan ibadah mereka masing-masing tanpa adanya larangan.

Keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan suatu hal penting yang harus dijaga eksistensinya dalam persatuan dan kesatuan bangsa. Keragaman budaya Indonesia dilengkapi oleh keragaman lain yang ada pada tatanan hidup masyarakat baik perbedaan ras, agama,  dan bahasa, semua terhimpun jadi satu  dalam suatu ideologi bernama Pancasila dan Bhinneka  Tunggal Ika.

Islam sangat sejalan dengan paham multikultural. Didalam Islam sendiri terdapat anjuran untuk kita bertoleransi. Seperti didalam QS. Al- Hujarat (49):13, menyatakan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menjadikannya berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku agar kita saling mengenal.  Adapun makna dari ayat tersebut agar kita bisa memahami dan menghargai segala perbedaan yang ada. Semua perbedaan itu dari gender, agama, suku, budaya bahasa dan lainnya.

Islam juga merupakan agama yang selaras dengan perkembangan zaman yaitu Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang memiliki nilai kehidupan sepanjang zaman dan akan terus berlaku untuk setiap generasi dan tempat. Hal ini merupakan rahmat Allah SWT kepada manusia sebagai makhul dinamis (yang selalu mengalami perkembangan) dan selalu mengembangkan intelektualnya.

Semakin berkembangnya zaman dengan hadirnya hal-hal baru serta budaya barat yang masuk dapat mendoktrin umat Islam kepada hal-hal yang tidak ada dalam syariat Islam. 

Perlu adanya penanaman dan penguatan keimanan terhadap umat Islam dari kecil agar mereka memiliki pondasi yang kuat dan tidak terikut arus negatif dari perkembangan zaman. Islam tidak melarang umatnya melakukan pembaruan akan tetapi harus ada batasannya dan jangan sampai keluar dari syariat Islam.

Sering kita temui pada sekolah negeri yang seluruh siswa dan gurunya memiliki suku, bahasa serta agama yang berbeda-beda. Semua bercampur jadi satu dan tidak ada diskriminasi, mereka hidup dan berbaur antara satu sama lain tanpa melihat perbedaan yang ada. Meski terkadang terjadi beberapa masalah/konflik dan hal itu bisa diselesaikan dengan baik.

Berbeda halnya dengan sebuah satuan pendidikan yang berlandaskan/bertemakan keagamaan, salah satunya adalah Pondok Pesantren. Seperti yang kita ketahui Pondok Pesantren merupakan wadah/tempat seseorang dalam belajar lebih dalam mengenai agama dan semua anggotanya adalah muslim. 

Akan tetapi berbeda dengan Pondok Pesantren yang terletak di Kabupaten Tabanan Bali yaitu Pondok Pesantren Bina Insani. Bali merupakan kawasan yang mayoritas penduduknya beragamakan Hindu. Akan tetapi toleransi antar umat beragama sangatlah baik disini.

Pondok pesantren Bina Insani berada dibawah naungan Yayasan La Royba dan berdiri secara resmi pada tahun 1996. Di sana terdapat Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan Madrasah Aliyah (MA). Adapun bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. 

Keberadaan pondok pesantren ini diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar karena beberapa faktor seperti, faktor kesejahteraan yakni mereka tidak pernah mengalami konflik etnis dan agama, serta faktor toleransi, kebersamaan dan kesetaraan. Yang membedakan dari pondok pesantern yang lainnya adalah disana mereka menerima guru/pengajar non-muslim untuk mengajar di pesantren tersebut. Terdapat 16 orang guru yang beragamakan Hindu mengajar disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun